Rabu 11 Dec 2024 17:40 WIB

Ini Alasan Sri Mulyani Kini Jarang Berkomentar kepada Media

Sri Mulyani mengaku sedang sibuk mengurus berbagai tugas penting.

Rep:   Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan di balik sikapnya yang belakangan ini terkesan jarang merespons pertanyaan dari awak media. (ilustrasi)
Foto: Tangkapan layar Instagram
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan di balik sikapnya yang belakangan ini terkesan jarang merespons pertanyaan dari awak media. (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan di balik sikapnya yang belakangan ini terkesan jarang merespons pertanyaan dari awak media, terutama sejak dirinya menjabat di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.  

Dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Desember 2024, Sri Mulyani mengaku sedang sibuk mengurus berbagai tugas penting di kementeriannya membuatnya jarang tampil di hadapan media. Ia menegaskan ini bukan berarti dirinya mengabaikan kebutuhan media, tetapi lebih karena fokus pada tugas-tugas mendesak dan teknis yang menjadi prioritas.  

Baca Juga

"Teman-teman wartawan merasa saya beberapa minggu terakhir diam, saya tidak sedang apa-apa, tapi kita memang sedang sibuk saja. Jadi kalau kita sedang sibuk dan juga banyak fokus kepada hal-hal yang sangat-sangat substansial," ujar Sri Mulyani.  

Ia juga mengungkapkan, pemerintah saat ini masih berada dalam masa transisi setelah terbentuknya kabinet baru pada Oktober lalu. Perubahan struktur kementerian dan lembaga (K/L) menjadi salah satu tantangan besar yang membutuhkan penyesuaian cepat.  

Namun, ia memastikan, koordinasi antara para menteri berjalan dengan baik untuk memastikan kelancaran tugas masing-masing. "Kami harus dukung, bantu untuk segera para menteri dan K/L tersebut bisa bekerja dan langsung menjalankan fungsinya di bulan-bulan yang kritis (jelang tutup tahun)," ungkapnya.  

Adapun untuk perubahan dalam nomenklatur kementerian memerlukan penyesuaian besar pada anggaran negara. Dalam waktu singkat, Kementerian Keuangan harus melakukan realokasi anggaran untuk menyesuaikan kebutuhan kementerian baru serta dampaknya terhadap rencana anggaran tahun mendatang.  

"Dalam dua minggu terakhir, kami harus melakukan realokasi dan meng-assign kementerian-kementerian baru dengan badan anggaran yang baru, serta bagaimana mereka memecah anggaran untuk tahun 2024 dan implikasinya untuk 2025," jelasnya.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement