JAKARTA- Setelah kegagalan renegoisasi 228 pos tarif di perjanjian perdagangan bebas ASEAN-Cina (ACFTA), Kementerian Perindustrian mendesak Cina agar segera merelokasi industri manufakturnya ke Indonesia. Relokasi itu dipandang dapat mendorong penyerapan tenaga kerja dan memberikan keuntungan lebih besar buat negara.
Menteri Perindustrian, MS Hidayat, mengatakan dalam kesepakatan antara kedua negara, disetujui Cina akan lebih banyak lagi berinvestasi di bidang infrastruktur seperti membangun jalan tol dan lain sebagainya. Cina juga berjanji akan membantu sektor-sektor industri tertentu yang terkena dampak ACFTA, seperti baja, sepatu, dan tekstil.
''Tadi saya kongkritkan ke Menko Perekonomian, itu sebetulnya hanya bisa berguna buat kita kalau industri manufaktur dia (Cina) mau investasi di sini dan kerja sama dengan lokal,'' kata Menperin di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (6/4).
Sebetulnya, kata Hidayat, upaya merelokasi Industri Cina ke dalam negeri bukan merupakan suatu hal yang mustahil. Apalagi jika memang pemerintahan Cina mempunyai keinginan politik untuk mendorong swastanya ikut berinvestasi di sektor manufaktur. ''Yang penting sekarang industri manufaktur dia (Cina) direlokasi kesini, kerja sama dengan lokal, barang-barang konsumsi jadi Cina tidak lagi ekspor ke sini tapi bisa dijual ke industri,'' jelasnya.