JAKARTA--kepala ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan penguatan rupiah sepanjang awal 2010 belum mengkhawatirkan. Asumsi rata-rata nilai tukar rupiah Rp 9.500 per dolar AS pun belum perlu dikoreksi.
Pemerintah dan BI diminta fokus dalam mencermati arus modal masuk ke Indonesia akhir-akhir ini. ''Penguatan rupiah yang berlangsung terus menerus ini justru akan membuat investor melihat ada perbaikan fundamental ekonomi Indonesia,'' kata Purbaya saat dihubungi Republika, Selasa (13/4).
Fokus yang harus diambil saat ini, ujar dia, adalah kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati. ''Tak usah terlalu takut dengan isu hot money yang cepat datang tapi juga cepat keluar,'' pinta Purbaya.
Menurut Purbaya, penguatan rupiah di triwulan pertama 2010 yang masih berlanjut di bulan ini juga akan membuat investor yang belum masuk ke Indonesia ikut melirik negara ini. Meski demikian, dia berpendapat penguatan ini tidak akan berlangsung selamanya. ''Peluang untuk menguat terus menerus sampai menembus level Rp 8.000-an, kecil,'' katanya.
Alasannya, Purbaya menjelaskan, penguatan nilai tukar yang terjadi bukanlah penguatan fundamental. Penguatan ini lebih disebabkan oleh situasi ekonomi global.