SHANGHAI--Lantaran mata uang Cina, Yuan, semakin terperosoknya hingga nilainya lebih rendah dari seharusnya (undervalued), Dana Moneter Internasional (IMF) meminta pemerintah Cina mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan kembali fleksibilitas mata uangnya. Kebijakan tersebut juga diharapkan dapat menyeimbangkan kembali posisi mata uang negeri tirai bambu itu di kawasan Asia.
Cina sedang mengalami tekanan yang berat untuk bisa mengembalikan posisi terbaik mata uangnya terhadap dollar AS. Sebagai salah satu dari tiga negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi terbesar sejak terjadinya krisis ekonomi global pada pertengahan 2008 lalu, Cina telah berupaya untuk memperbaiki arah perekonomian global yang cenderung menurun.
''Meskipun ketidakpastian yang signifikan mengelilingi setiap titik estimasi yang ada, serangkaian indikator menunjukkan bahwa renminbi tetap undervalued,'' demikian laporan outlook ekonomi regional yang dipaparkan oleh IMF di Shanghai, seperti dikutip reuters, Kamis (29/4).
Jika melihat Asia secara keseluruhan, permintaan domestik swasta memperlihatkan adanya keberlanjutan dalam waktu dekat, bahkan waktu ketika pemerintah mencabut beberapa kebijakan stimulusnya. Namun demikian, IMF menegaskan menyeimbangkan kembali menjadi sangat penting dalam jangka waktu menengah untuk membuat permintaan domestik lebih besar dan mengarahkan pertumbuhan ekonomi.
''Implementasi simultan di seluruh wilayah dari paket kebijakan, termasuk di dalamnnya kombinasi mereformasi produk dan pasar tenaga kerja, fiskal, dan kebijakan nilai tukar. Semua itu memiliki potensi untuk membawa perubahan yang sukses dalam pola pertumbuhan,'' kata IMF dalam laporannya tersebut.