JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa (3/5) pagi, cenderung stabil karena pelaku pasar berhati-hati memasuki pasar meski saham di Amerika Serikat menguat akibat meningkatnya belanja konsumen AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp9.015-Rp9.025 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.023-Rp9.033 atau naik delapan poin.
Pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan, rupiah meski positif namun posisinya masih di atas angka Rp9.000 per dolar. Bahkan sejumlah analis memperkirakan posisi rupiah sudah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar akibat kuatnya arus dana asing yang masuk ke pasar domestik, katanya.
Hal ini, menurut dia, karena Bank Indonesia (BI) masih tetap berada di pasar menjaga pergerakan ke dua mata uang itu. BI menjaga mata uang Indonesia itu tetap berada di atas angka Rp9.000 bahkan diharapkan menjauhinya agar para eksportir tidak mengeluh dan juga menjaga pendapatan negara terus membaik.
Farial Anwar yang juga Direktur Currency Management Group mengatakan, ke depan rupiah masih berpeluang untuk bisa menembus angka Rp9.000 per dolar, meski BI masih di pasar. Namun seberapa lama BI akan bertahan, apalagi tekanan positif pasar terus mendesak agar rupiah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, katanya.
Menurut dia, pergerakan rupiah itu seharusnya diserahkan ke pasar karena tekanan positif itu hanya bersifat sementara yakni sepanjang arus modal asing itu masuk. Namun pada saatnya nanti faktor positif itu akan berkurang.
"Kami optimis rupiah masih dapat mencapai di bawah posisi Rp9.000 per dolar, karena dukungan pasar masih tetap positif," ucapnya.
Apalagi pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai angka enam persen di atas rata-rata perkiraan pemerintah dan DPR. Faktor positif itu akan memicu rupiah lebih menguat, karena itu pergerakan rupiah hendaknya diserahkan saja pada pasar, tuturnya.