JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis (6/5) pagi merosot tajam hingga di atas angka Rp9.200 per dolar. Penurunan dipicu aksi profit taking pelaku pasar akibat kekhawatiran mereka terhadap krisis utang di kawasan Eropa.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah menjadi Rp9.250-Rp9.260 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.080-Rp9.090 atau turun 170 poin.
Pengamat pasar uang, Farial Anwar, di Jakarta, Kamis (6/5) mengatakan, rupiah tertekan oleh memburuknya pasar regional yang didukung oleh pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sehingga mengalami koreksi harga yang cukup tajam. "Kami optimis rupiah masih akan tertekan hingga mendekati angka Rp9.300 per dolar," ujarnya.
Farial Anwar yang menjabat Direktur Currency Management Group mengatakan, tekanan pasar yang cukup kuat diharapkan dapat diantisipasi oleh Bank Indonesia (BI) yang saat ini mempunyai cadangan yang cukup besar. "BI harus dapat mengatasi tekanan negatif itu terhadap rupiah agar tidak terpuruk lebih jauh," katanya.
Menurut dia, apabila BI masuk melakukan intervensi maka diharapkan rupiah tidak akan berada jauh pada kisaran antaran Rp9.100 sampai Rp9.200 per dolar. "Kami optimis rupiah tidak akan lari jauh dan hanya berada pada kisaran yang relatif sempit, " ujarnya.