EKBIS.CO, JAKARTA--PT Pertamina (persero) mengaku bakal tetap merugi jika pun harga elpiji nonsubsidi (12 kilogram) dinaikkan sebesar Rp 1.000 pada Juni 2010 ini. Direktur Perencanaan Investasi dan Managemen Risiko Pertamina, Frederick Siahaan, memperkirkan sepanjang 2010 proyeksi kerugian yang dialami Pertamina sekitar Rp 2,5 triliun.
''Kerugian bisnis elpiji nonsubsidi ini terjadi karena harga jual produk tidak sebanding dengan peningkatan harga bahan balu,'' kata Frederick dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kementerian ESDM, Pertamina, BPH MIgas, dan Komsi VII DPR, di Jakarta, Senin (7/6).
Frederick menambahkan, kerugian ini juga terjadi karena tidak semua elpiji yang dikeluarkan Pertamina adalah produk dalam negeri, tetapi banyak juga yang merupakan produk impor. ''Jika pun produk dalam negeri, Pertamina membelinya dengan harga pasar,'' jelasnya.
Menurut Frederick, rencana kenaikan harga elpiji nonsubsidi ini, berdasarkan persetujuan Meneg BUMN tahun 2009 bahwa elpiji nonsubisdi bisa dinaikkan secara bertahap untuk mencapai harga keekonomian. Ironisnya, realita di lapangan sudah ada kenaikan harga elpiji nonsubsidi di masyarakat yang keuntungannya dinikmati spekulan.