EKBIS.CO, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi naik tajam mendekati Rp9.000 per dolar, karena pelaku memburu rupiah yang terpicu membaiknya bursa dunia yang diikuti bursa regional seperti Jepang dan Hong Kong. Nilai tukar rupiah terhadap dolar naik 80 poin menjadi Rp9.010-Rp9.020 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.090-Rp9.100.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta mengatakan, rupiah kemungkinan masih berpeluang untuk naik lagi, karena faktor positif sangat kuat. "Namun Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan masuk pasar untuk menahan gejolak rupiah yang menguat," katanya.
BI tidak menginginkan rupiah berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, karena pendapatan negara dari ekspor akan berkurang. "Karena itu BI mempunyai kepentingan untuk menahan laju kenaikan rupiah lebih lanjut," ucapnya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Budi Mulya mengatakan, Bank Indonesia akan menjaga volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di bawah 10 persen. "Kami fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah agar volatilitasnya di bawah 10 persen ," ujar Budi.
Menurut dia, saat ini volatilitas rupiah masih terjaga di bawah 10 persen, dibanding saat krisis 1997-1998 mencapai 15-17 persen. Budi juga mengatakan, bahwa volatilitas yang dijaga sekitar 10 persen ini karena sesuai undang-undang bahwa Indonesia menganut rezim bebas mengambang. "Jika volatilitas di bawah 5 persen itu berarti bukan free float tapi justru devisa terkontrol," katanya.