EKBIS.CO, JAKARTA--Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) berharap dari ketentuan alokasi porsi gas Donggi-Senoro sekitar 30 persen domestik, PLN bisa mendapatkan jatah maksimal. Direktur Energi Primer Nur Pamudji menyatakan jika memungkinkan, PLN berharap jatah gas tersebut bisa jatuh ke PLN semuanya.
''Kita berharap jatah itu untuk PLN,''kata Nur Pamudji saat dihubungi Republika, Senin (21/6). Namun saat ditanya berapa jatah yang akan diterima PLN dari ladang gas ini, Nur Pamudji mengaku belum mendapatkan kepastiannya. ''Belum dapat kabar, belum ada surat ke PLN mengenai aloksi gas ini, kita maunya semuanya,'' kata Nur Pamudji.
Sementara itu mengenai harga yang ditetapkan kepada PLN, menurut Nur Pamudji adalah sesuai kesepakatan antara PLN dan produsen gas. ''Sesuai kesepakatan PLN hanya bayar biaya ekploitasi bukan harga internasional, jadi hanya biaya mengeluarkan gas dari perut bumi dan dihitung harga satuan volumenya,'' ungkap Nur Pamudji.
Meski demikian, kata Nur pamudji, harga pastinya belum didapat. ''Karena setiap sumur itu berbeda, tergantung kedalaman serta tergantung reservenya sehinghga enggak bisa dipukul rata-rata,'' kata dia. Untuk harga jual gas tersebut lanjut Nur Pamudji, PLN tinggal menunggu informasi dari produsen gas lapangan Donggi-Senoro.
Namun, Nur Pamudji sedikit memberikan gambaran, bahwa harga gas dari ladang Donggi-Senoro ini akan sedikit lebih tinggi dari harga gas yang selama ini dibeli dari produsen gas lainnya.''Selama ini rata-rata seluruh harga gas yang dibeli PLN sebesar empat dolar AS, kemungkinan kita beli dari Donggi Senoro lebih tinggi dari empat dolar,'' kata Nur Pamudji sembari menambahkan sejauh ini pasokan energi untuk PLN tidak ada masalah.
Nur Pamudji kembalii menegaskan bahwa keputusan harga gas Donggi-Senoro tinggal enunggu surat dari BP Migas. ''Nanti BP Migas kirim surat ke PLN, kita tinggal ikutin prosedur BP Migas,'' kata dia.
Sementara itu, senada dengan Nur Pamudji, Dirut PLN Dahlan Iskan mengaku sejauh ini dirinya belum mengetahui jatah gas untuk PLN dari lapangan Donggi Senoro. ''Saya belum dapat info detailnya,'' Dahlan melalui pesan singkatnya kepada Republika. Namun berbeda Nur Pamudji, saat ditanya berapa PLN berharap dapat jatah alokasi gas dari lapangan tersebut, setengah bercanda Dahlan menjawab pendek,''nggak berani berharap,'' kata dia.
Sementara itu Corporate Project Director Medco Energi, selaku operator lapangan Donggi-Senoro, Lukman Mahfoedz menyatakan, saat ini pihaknya mulai membicarakan langkah selanjutnya untuk pengembangan lapangan tersebut. ''Kita mulai mendiskusikan detil implementasi dengan BP Migas, yang bisa saya share saat ini mudah-mudah Final Investment Decision (FID) nya bisa dicapai dalam waktu enam sampai delapan pekan dari sekarang,'' kata Lukman dalam pesan singkatnya.
Hal senada disampaikan, Hendra Jaya, General Manager JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, untuk perkembangan lapangan upstream Donggi-Senoro saat ini sedang dibahas rencana tindak lanjutnya dengan BP Migas terkait POD, AFE dll.