Selasa 13 Jul 2010 04:25 WIB

Negara D-8 Targetkan Kuasai 20 Persen Perdagangan Dunia

Rep: thr/ Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, JAKARTA--Sejumlah negara anggota Developing Eight (D-8) menyepakati untuk meningkatkan kerja sama disektor perdagangan untuk menguasai 15-20 persen volume perdagangan dunia pada 2020 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, di kantornya Senin (12/7). "Dengan total penduduk sekitar 1 miliar jiwa, ditambah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, maka diharapkan D-8 dapat menguasai 15-20 persen volume perdagangan dunia dalam satu dekade ke depan," ujar Hatta.

Sebagaimana diketahui usai mengikuti pertemuan negara G20 pada 26 sampai 27 Juni kemarin, pemerintah Indonesia turut menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Istambul, Turki. Salah satu butir kesepakatan yang dihasilkan adalah upaya untuk meningkatkan volume perdagangan dari berbagai negara anggota.

Menurut Hatta saat ini kontribui negara D8 hanya 5 persen saja dari perdagangan Indonesia. Misalkan Indonesia, volume perdagangannya hanya sekitar 137 sampai 140 miliar dolar AS atau hanya satu persen dari total perdagangan dunia. "Jadi tidak ada satu alasan bahwa dalam 10 tahun ke depan, negara-negar D-8 tidak bisa meningkatkan volume perdagangannya," ucapnya.

Sekadar catatan, Developing Eight atau D-8 merupakan organisasi yang didirikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Pertama D-8 pada 1997 di Istanbul, Turki. Kedelapan anggota D-8 adalah Indonesia, Bangladesh, Iran, Mesir, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki.

Hatta optimistis target itu bisa dicapai mengingat banyak pangsa pasar yang bisa saling melengkapi (komplimenter) antar negara anggota. Seperti halnya dengan Turki, pertumbuhan perdagangan Indonesia dalam waktu dekat 2013 – 2014 diharapkan bisa mencapai 5 miliar dolar AS dari posisi saat ini 2,5 miliar dolar AS.

“Kita juga bisa penetrasi ke pasar Eropa lewat Turki, palm oil industri misalnya. Dan sebagai negara yang cukup bagus hubungan denga Eropa, penetrasi ke Eropa bisa tanpa tekanan, misal dalam isu non tarif barier yang bisa merugikan kita,” tuturnya.

Selain itu dengan Nigeria, lanjut Hatta, ada 10 investor asal Indonesia yang sangat potensial untuk meningkatkan modalnya terutama di tekstil. Begitu pula potensi bahan makanan. Saat ini, rata-rata ekspor Indonesia ke Nigeria per tahunnya di atas US$ 100 juta dan itu berpotensi untuk bisa ditingkatkan.

Hatta menjelaskan untuk meningkatkan volumen perdagangan itu ada sejumlah komitmen pada KTT D-8 yang bisa segera dilaksanakan. Seperti mempermudah perizinan visa dan menghapus hambatan perdagangan. Kemudian ada juga usulan pembentukan D-8 fund yang dapat digunakan oleh negara-negara anggotanya dalam rangka pengembangan mutu usahanya.

“Dan juga ada kesepakatan untuk membangun joint project seperti di Asean dulu punya Fertilizer atau pupuk (joint project). Tapi itu semua baru usulan dan akan dibahas di working group dan memberikan laporan dalam waktu 6 bulan ke depan.” thr

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement