EKBIS.CO, JAKARTA--Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7) pada pembukaan pasar melesu. Pelemahan didorong pelaku pasar aktif melepas saham untuk mencari untung terutama saham perbankan dan kelompok Astra, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan turun 1,13 persen.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) merosot 34,554 poin menjadi 2.957,790 dan indeks LQ-45 melemah 7,771 poin atau 1,35 menjadi 573,271. Analis PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta Senin mengatakan, indeks BEI terlihat sulit untuk bisa mencapai angka 3.000 poin, karena ekonomi Amerika Serikat dinilai masih tak menentu.
Indeks sebelumnya sempat mencapai angka 2.991,00 poin, namun kembali turun, karena pelaku merealisasikan keuntungan, katanya. Tekanan terhadap indeks, menurut dia, terutama terjadi dengan merosotnya saham industri perbankan dan industri otomotif akibat aksi jual pelaku pasar.
Saham industri perbankan seperti Bank BRI turun Rp200 menjadi Rp9.850, saham Bank Mandiri turun Rp100 menjadi Rp6.100, saham Bank Danamon berkurang Rp100 menjadi Rp5.650. Kemudian saham Bank BCA melemah Rp100 menjadi Rp5.950 dan saham Bank BNI turun Rp50 menjadi Rp2.800.
Sedangkan saham industri otomotif seperti Astra Internasional melemah Rp850 menjadi Rp48.900, saham industri Rokok, Gudang Garam melemah Rp100 menjadi Rp33.900 dan saham Bukit Asam turun Rp200 menjadi Rp17.000.
Indeks BEI masih berpeluang untuk menguat, karena arus modal asing yang masuk masih tinggi. "Kami memperkirakan peluang indeks untuk naik masih ada, melihat antusias pelaku asing bermain di pasar modal cukup besar," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan bisa tumbuh dua digit juga merupakan faktor pendorong pelaku asing untuk aktif bermain di pasar. "Karena itu peluang indeks untuk naik lagi masih cukup besar," katanya.