EKBIS.CO, TANGERANG--Pemerintah optimistis dapat mempertahankan capaian swasembada beras yang sudah terjadi sejak 2008 lalu. Alasannya, produksi beras pada tahun ini menunjukkan peningkatan yang baik kendati tidak sebesar yang diharapkan.
Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi sampai dengan akhir bulan Juli 2010 mencapai 65,151 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 1,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. ''ARAM II BPS ini tentu menggembirakan,'' ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto, saat panen raya padi hibrida di Tangerang, Senin (2/8).
Gatot menerangkan, pertumbuhan produksi padi yang dicapai pada ARAM II 2010 memang masih di bawah tahun 2009 karena pada tahun 2010 terjadi penurunan luas panen di beberapa provinsi sentra produksi padi. Penurunan luas panen merupakan akibat terjadinya mundur tanam pada masa pertanaman di awal musim tanam 2009/2010. ''Juga karena serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman/hama),'' imbuh Gatot.
Walaupun demikian, Gatot melanjutkan, produksi padi 2010 masih berpotensi meningkat dengan memperluas luas panen dan produktivitas padi saat ini. Dengan demikian, diharapkan pada ARAM III produksi padi bisa lebih besar dibandingkan tingkat produktivitas tahun 2009 pada periode yang sama.
Dikatakan, melihat kondisi lingkungan saat ini, permasalahan utama yang akan dihadapi petani adalah musim kemarau yang basah. Kemarau basah merupakan dampak langsung perubahan iklim yang menyebabkan lingkungan menjadi lembab. Kelembaban lingkungan, kata Gatot, dapat membuat areal persawahan menjadi lingkungan yang kondusif bagi perkembangan OPT, baik hama ataupun penyakit. ''Terutama Wereng Batang Coklat (WBC) dan Pengerek Batang serta penyakit Kresek,'' ucap Gatot.