EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah memutuskan harga pelepasan saham greenshoe (saham tambahan) di PT Bank Negara Indonesia (BBNI) minimal Rp 2.900 per saham. Ini berarti terjadi pemotongan/rabat 3,3 persen.
"Penutupan harga saham BBNI di lantai bursa hari ini di posisi Rp 3.000. Namun, diputuskan harganya Rp 2.900 per lembar saham karena didiskon 3,3 persen," kata Direktur Utama PT Bahana Sekuritas, Eko Yuliantoro, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (11/8).
Menyinggung penjamin pelepasan saham tambahan BNI, Eko menyebutkan ada empat, yakni Macqaerie Securities, PT Bahana Securities, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas. Ia mengutarakan proses book building direncanakan akan dimulai pada hari ini sampai besok, Kamis (12/8).
Sebelumnya, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, mengatakan hasil saham tambahan BNI diperkirakan akan mencapai Rp 1,2-1,44 triliun. Namun, dengan asumsi harga pelepasan greenshoe sebanyak 473,84 juta lembar saham BNI di level Rp 2.900, maka pemerintah akan meraup Rp 1,37 triliun.
"Minimail Rp 1,2 triliun. Namun, tergantung kondisi pasar dan kita mengharapkan bisa mencapi Rp 1,4 triliun," tutur Mustafa.
Saat ini, jumlah saham BNI yang dimiliki publik sebesar 23,64 persen. BNI berharap dapat melepas sebesar 16,36 persen (termasuk greenshoe). Sehingga kepemilikan saham publik atas BNI semakin besar menjadi 40 persen. Dengan aksi pelepasan saham tersebut, BNI berharap akan mendapatkan insentif pajak sebesar lima persen. Hal ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Deputi Bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Kementerian BUMN, Parikesit Suprapto, mengatakan investor asing sangat meminati penawaran terbatas BNI ini. Namun, para investor asing tersebut belum menunjukkan komitmennya lantaran belum ada persetujuan dari DPR.