Jumat 13 Aug 2010 20:34 WIB

Wacana Redenominasi Potensi Picu Kepanikan Masyarakat dan Inflasi

Red: Endro Yuwanto
Uang rupiah/ilustrasi.
Uang rupiah/ilustrasi.

EKBIS.CO, SURABAYA--Wacana pemerintah pusat yang dilontarkan oleh BI dalam memberlakukan redenominasi terhadap mata uang rupiah, diyakini memicu kepanikan sejumlah masyarakat. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya inflasi.

"Apabila masyarakat panik, maka kenaikan harga di pasar bisa terjadi. Lalu, kondisi tersebut berdampak negatif bagi kinerja perekonomian nasional," kata Branch Manager Tri Megah Securitas, Benny Prasetyo, di Surabaya, Jumat (13/8).

Untuk itu, jelas Benny, wacana redenominasi dapat terealisasi kalau pemerintah pusat fokus memikirkan bagaimana cara terbaik mensosialisasikan programnya. Apalagi, Indonesia memiliki ribuan pulau yang dihuni beragam masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan."Hindari perbedaan pemikiran antara masyarakat dan pemerintah. Belum tentu apa yang dipikirkan masyarakat sama dengan yang diharapkan pemerintah," ujarnya.

Benny mencontohkan, bagi masyarakat perkotaan perwujudan redenominasi tidak menjadi masalah karena mereka masih bisa mencari informasi dengan mudah. Berbeda bagi masyarakat pedesaan yang selama ini akses informasi ke wilayahnya minim. "Permasalah tersebut tentu menjadi kendala tersendiri bagi pemerintah pusat yang berniat merealisasi redenominasi pada masa mendatang," tuturnya.

Di sisi lain, Benny menilai, pemberlakuan redenominasi hanya merupakan masalah teknis dan tidak berdampak apapun terhadap negeri ini. Dampak positifnya justru memudahkan para akuntan saat melakukan pencatatannya."Terkait peralihan investasi nasabah ke mata uang lain, tindakan tersebut belum bisa diproyeksi sekarang mengingat tahap sosialisasi redenominasi ke masyarakat memerlukan waktu lama," paparnya.

Senada dengan Benny, Kepala Kanwil VIII Bank Mandiri Surabaya, Didik Yustandi, membenarkan sampai saat ini hanya segelintir masyarakat yang tahu pasti makna redenominasi terutama kalangan menengah bawah. "Di sisi lain, kini mulai ada beberapa deposan besar yang penasaran dengan mekanisme redenominasi. Mereka sering menanyakannya ke bank ini," katanya.

Akan tetapi, Didik mengaku, hingga sekarang belum bisa menjelaskan apa-apa kepada beberapa deposannya. Di samping itu, Bank Indonesia di sejumlah daerah juga tidak tahu apa pun terkait redenominasi tersebut, mengingat belum adanya kebijakan untuk mensosialisasi program itu. "Untuk itu, kami dan pemain perbankan lainnya masih menanti tindak lanjut sosialisasi kebijakan bersangkutan dan bagaimana perubahan sistem pembukuannya," jelasnya.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement