Sabtu 14 Aug 2010 06:01 WIB

Produksi Turun, Pemerintah Berencana Impor Gula

Red: taufik rachman

EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan rencana impor gula pada 2010 adalah untuk memenuhi stok gula pada 2011 sekaligus antisipasi jika produksi gula nasional tidak terlalu tinggi.

"Impor itu lebih untuk mengisi tahun depan (2011, red.), saat kita tidak ada produksi di dalam negeri," kata Mari Elka setelah penganugerahan tanda kehormatan kepada 32 tokoh di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat. Dia menjelaskan impor gula utamanya untuk memenuhi kebutuhan nasional pada lima bulan pertama tahun 2011.

Menurut Mari Elka, rencana impor itu berdasar perhitungan yang menunjukkan cuaca kemarau yang terjadi dalam kurun waktu tertentu telah memengaruhi produksi gula nasional.

"Jadi, produksi tahun ini diperkirakan akan lebih rendah dari tahunn lalu," katanya.

Mari Elka menegaskan impor gula adalah hal yang biasa. Kebijakan itu juga telah diterapkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu, berdasarkan perhitungan kebutuhan nasional.

Untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri, Mari Elka menjelaskan, stok gula nasional untuk 2010 masih mencukupi. Sebelumnya, Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mendesak pemerintah untuk mempercepat pengeluaran izin impor gula mentah untuk memproduksi gula rafinasi.

"Kami mendesak izin impor (untuk semester kedua, red.) segera dikeluarkan. Kita minta dalam bulan Agustus ini," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), M. Yamin Rachman beberapa waktu lalu. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan karena stok gula mentah industri gula rafinasi diperkirakan mulai menipis.

Padahal, industri gula rafinasi harus memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman yang pertumbuhannya cukup tinggi, serta kebutuhan industri kecil menengah sekitar 600 ribu ton per tahun. Untuk itu, kata Yamin, industri gula rafinasi paling tidak harus punya stok gula mentah untuk memenuhi kebutuhan produksi gula rafinasi dalam dua bulan.

Sementara itu, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) khawatir kekurangan pasokan gula karena produksi gula nasional tahun ini diperkirakan turun.

Ketua Umum Gapmmi, Adhi S. Lukman mengatakan, kebutuhan gula untuk industri dan konsumsi tahun ini sekitar lima juta ton.

Sementara produksi gula yang tahun lalu 2,7 juta ton diperkirakan turun jadi 2,1 juta ton tahun ini. "Kalau ditambah dengan realisasi impor tahun ini dan sisa impor tahun lalu total gula yang ada hanya 4,3 juta ton, jadi kurang 700 ribu ton," katanya.

Meski sementara ini pasokan gula untuk industri masih aman karena industri gula rafinasi masih memiliki stok pasokan, Adhi menyarankan pemerintah mempersiapkan mekanisme izin impor gula kristal mentah atau gula kasar sekitar 700 ribu ton untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan gula dalam negeri.

"Itu untuk hitungan kebutuhan saja tanpa ada stok. Kalau ada stok harus lebih besar lagi, stoknya bisa satu bulan kebutuhan atau dua bulan kebutuhan, tergantung pemerintah," katanya. Menurut dia, mekanisme impor gula sebaiknya sudah diatur sejak bulan Agustus supaya impor bisa dilakukan pada November sehingga tidak ada pihak yang bisa mempermainkan harga gula dan petani tebu tidak dirugikan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement