EKBIS.CO, JAKARTA—-Perubahan iklim global telah mengancam pasokan pangan dunia. Beberapa sentra pertanian di sejumlah negara penghasil pangan dunia pun ikut terkena dampaknya dan tengah mengalami kesulitan akibat perubahan iklim tersebut.
Bukan tak mungkin hal itu juga akan mengancam produksi pangan Indonesia. karena itu, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mengusulkan agar Indonesia melepaskan diri dari ketergantungan terhadap beras sehingga bisa terhindar dari krisis pangan.
“Bila ada gejolak atau kendala produksi pada beras, kita tidak panik karena bisa mengkonsumsi pangan substitusi lainnya, seperti jagung, gandum, dan kentang,” kata Khudori, Jumat (13/8), di Jakarta.
Menurut Khudori, Indonesia beruntung sejak tiga tahun terakhir mampu memproduksi padi di atas kebutuhan masyarakat. Namun demikian, dia tak yakin hal itu akan bisa terus berlangsung dalam hitungan lima sampai sepuluh tahun mendatang.
Dia menjelaskan, kemampuan swasembada beras Indonesia cenderung diperoleh dari penambahan luas tanam dan pembukaan lahan-lahan baru (ekstensifikasi). Kualitas tanah pertanian Indonesia saat ini sudah memasuki masa jenuh sehingga tidak mampu meningkatkan produktivitas dengan cara injeksi teknologi baru.
“Artinya, lambat-laun produktivitas kita akan merosot karena kualitas tanahnya terus menurun. Tanpa substitusi pangan, kita bisa terkena krisis pangan pada lima sampai 10 tahun ke depan,” imbuh Khudori.
Mengubah kebiasaan dan budaya masyarakat Indonesia untuk melakukan keberagaman pangan memang bukan pekerjaan mudah. Namun, tuturnya, hal itu juga bukan merupakan pekerjaan yang mustahil.
Menurut Khudori, pada tahun 1954 hanya 53 persen rakyat Indonesia yang mengonsumsi beras. Sisanya, masyarakat mengonsumsi komoditas pangan lain seperti singkong, gandum, dan kentang.
Swasembada beras yang dicapai pada tahun 1984, lanjut Khudori, mengubah paradigam konsumsi pangan masyarakat Indonesia menjadi beras minded. Dalam bentang waktu 30 tahun tersebut, persentase masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi beras sudah di atas 90 persen hingga sekarang ini.