EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah mempecepat pengadaan alat baru untuk pengembangan Jakarta Automated Air Traffic System System Bandara Soekarno Hatta dari sebelumnya tahun 2013 menjadi 2011. Alat baru itu termasuk pengadaan radar baru.
Hal tersebut mengingat adanya kegagalan sistem radar selama 30 menit pada Minggu (29/8) lalu. Pemerintah juga akan mengembangkan sistem radar secara terintegrasi. Menurut Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, untuk pembeliaan alat tersebut dibutuhkan anggaran antara Rp 900 miliar sampai Rp 1 triliun.
Dari jumlah itu, sekitar Rp 150 miliar berasal dari APBN sedangkan sisanya menggunakan jalur komersial dari anggaran angkasa pura. ''Kita percepat pengadaan baru dari sebelumnya 2013 menjadi 2011,'' ujarnya usai rakor evaluasi sistem radar bandara, di kantornya di Jakarta, Selasa (31/8).
Harus diakui, matinya sistem radar kemarin tidak terlepas dari usianya yang sudah lama dan kapasitasnya yang terus meningkat. Menurut sistem radar di Bandara itu telah beroperasi sejak 1985 dan di-up grade tahun 1996. Sehingga dapat dikatakan usianya sudah cukup tua. Disamping itu, sistem tersebut hanya desain untuk 400 sampai dengan 500 gerakan pesawat per hari. ''Namun sekarang mencapai 2.000 movement. Artinya pelayanan cukup tinggi, karena itu perlu ada upaya maksimal untuk meningkatkan keandalan,'' jelsanya.
Meski demkian, JAATS sekarang masih terbilang aman karena masih mempunyai back up system yang dibangung sejak 2006. Di samping memang perlu terus di-restart, satu bulan atau bahkan dua pekan sekali.
Dijelaskan Hatta, pengembangan sistem kedepan harus dilakukan secara terintegrasi. Sistem yang berada di Indonesia Barat (Jakarta) harus di-backup oleh sistem Indonesia timur yang ada di Makasar. ''Jadi kalau ada apa-apa di Jakarta bisa langsung di-back up oleh Makasar, begitu pun sebaliknya,'' tuturnya.