Selasa 19 Oct 2010 02:30 WIB

Indonesia Ditargetkan Jadi Produsen Panas Bumi Terbesar di Dunia

Rep: Agung Budiono/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA--PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan pada tahun 2014 Indonesia akan menjadi produsen panas bumi  (geothermal) terbesar di dunia. Nantinya geothermal itu akan digunakan untuk pengadaan listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebagai bagian dari pemanfaataan energi baru terbarukan.

Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, mengatakan selain penggunaan batu bara, penggunaan energi panas bumi merupakan opsi berikutnya yang akan digunakan PLN untuk mengurangi penggunakan sumber energi bahan bakar minyak (BBM). "Energi panas bumi di seluruh Indonesia saat ini baru digunakan sekitar 1.100 Megawatt (MW). Ke Depannya sekitar empat tahun lagi rencananya kita akan meningkatkan daya sebesar 4.000 MW dari geothermal," katanya di Jakarta, Senin (18/10).

Namun, Dahlan mengungkapkan, dalam merealisasikan proyek tersebut pihaknya terkendala dengan tuntutan efisiensi yang harus dilakukan PLN. Lantaran, meski didorong untuk menggunakan sumber-sumber energi alternatif, namun harga listrik panas bumi yang harus dibeli PLN dari pengusaha produsen cukup mahal.

"Pemerintah mengharuskan kita membeli listrik panas bumi. Harga belinya saja 9,7 sen dolar AS per KwH, sedangkan kita harus menjual ke masyarakat seharga 6,7 sen dolar AS per KwH, sehingga kami tidak mendapat keuntungan dari penjualan listrik panas bumi tersebut," ujarnya.

Menurut Dahlan, sebaiknya pemerintah dapat memberikan biaya energi baru dan terbarukan, sehingga, listrik dari panas bumi dapat dibeli dengan harga yang lebih rendah. Untuk diketahui, di Indonesia saat ini terdapat 12 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang beroperasi.

Dahlan menambahkan, dalam kurun waktu tiga tahun ini akan ada lima PLTP yang siap beroperasi, yakni PLTP Dieng 2, PLTP Lahendong, PLTP Patuha, PLTP Sarula, dan PLTP Urubelu. "Total daya yang dihasilkan oleh lima PLTP ini adalah 1.000 MW," pungkasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement