EKBIS.CO, REMBANG--Perubahan perilaku konsumsi dari pasar tradisional ke toko modern oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, berpotensi menaikkan angka kemiskinan kabupaten itu pada tahun 2010, kata Kepala Badan Pusat Statistik Rembang, Karyoto.
"Menjamurnya toko modern, akan memengaruhi tingkat dan pola konsumsi masyarakat. Jika besaran konsumsi tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan, maka akan menyebabkan naiknya besaran garis kemiskinan," kata Karyoto di Rembang, Kamis (21/10).
Dia menjelaskan, angka garis kemiskinan (GK) ditentukan oleh besarnya konsumsi masyarakat setempat. "Garis Kemiskinan pada 2009 untuk Kabupaten Rembang adalah Rp200.216 dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 147.150 jiwa. Jumlah tersebut sangat mungkin naik kalau masyarakat terus konsumtif," katanya.
Dia mengatakan, tingginya tingkat konsumsi masyarakat diketahui dari besaran inflasi di awal Oktober 2010. "Inflasi awal Oktober 2010 kemarin berada di tingkat enam persen atau naik 2,91 persen dibandingkan inflasi pada bulan yang sama 2009," katanya.
Dia menambahkan, inflasi yang cenderung tinggi itu bisa dilihat antara lain dengan tingginya aktivitas konsumsi di berbagai toko modern dibandingkan pasar tradisional. "Sebenarnya kenaikan tingkat konsumsi tidak akan berdampak pada jumlah kemiskinan kalau diikuti dengan kenaikan pendapatan. Sementara di Rembang, tingkat pendapatan cenderung tetap," tuturnya.
Dia menyebutkan, masyarakat mulai meminati konsumsi di toko modern dengan berbagai alasan, mulai dari sekedar gengsi sampai pada persoalan higienis. "Namun, semua akan diketahui secara akurat pada triwulan pertama 2011, saat dilakukan survei rutin tiga tahunan untuk mengetahui secara tepat angka dan besarnya garis kemiskinan," ujarnya.