EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II memasuki masa kerja satu tahun pada tanggal 20 Oktober 2010 lalu. Selama 12 bulan terakhir ini, Kementerian Perdagangan dinilai tidak postif kinerjanya alias berapor merah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu (Apegti), Natsir Mansyur, kepada Republika di Jakarta, Jumat (22/10). "Tidak hanya setahun belakangan saja, melainkan sejak enam tahun lalu, kinerja Kemendag khususnya Menteri Perdagangan, berapor merah. Belum ada pencapaian yang positif," katanya.
Natsir menyontohkan, harga pangan yang masih mencekik leher, barang impor yang masih merajalela dan pasar domestik yang tidak berjalan dengan baik. Sejak lama, jelasnya, Kemendag memilik banyak persoalan yang belum terpecahkan hingga kini. Menurutnya, tiga poin besar yang seharusnya segera dibenahi yaitu pembenahan manajemen perdagangan, distribusi dan inventory (persediaan) komoditi pangan dalam negeri.
"Ketiga poin itu harus segera dibenahi. Masalah ketersediaan pangan, itu harus dibenahi. Nah, yang ada kan Mendag selalu menggelar operasi pasar dan panik. Seharusnya ketersediaan pangan di Papua, Kalimantan, Sumatra diketahui,'' katanya.
Mendag, lanjutnya, juga patut mengamankan pasar domestik, bukan sebaliknya malah menelanjangi. Maksudnya, membuka kran perdagangan bebas yang justru membahayakan pasar industri perdagangan domestik. "Tetapi, free trade itu perlu. Namun, pasar domestik harus diamankan. Kalau tidak yang ada justru terjadi deindustrialisasi (kemunduran). Jadi, bagaimana kita mau bersaing," pungkasnya.