Selasa 02 Nov 2010 03:06 WIB

Produksi Tekstil di Kabupaten Bandung Menurun

Rep: Ilyas/ Red: Endro Yuwanto
Industri tekstil, ilustrasi
Foto: Antara
Industri tekstil, ilustrasi

EKBIS.CO, BANDUNG--Tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diperkirakan menurun dari tahun ke tahun. Penurunan itu disebabkan semakin gencarnya tingkat persaingan perdagangan, termasuk tekstil di negara-negara ASEAN.

Hal itu ditandai dengan munculnya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) dan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Cina (ACFTA).

"Kemunculan keduanya harus diakui membuat perdagangan Indonesia menurun," kata Kabid Industri Aneka pada Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bandung, Maman Sulaeman, kepada Republika, Senin (1/11).

Menurut Maman, dengan munculnya dua kesepakatan itu, maka persaingan pasar semakin bebas. Sedangkan masyarakat cenderung berminat terhadap barang-barang yang harganya lebih dijangkau. "Sebenarnya secara kualitas, tekstil di sini lebih baik, tetapi tahu sendiri kan harga produk luar, terutama Cina yang murah-murah?" cetusnya.

Menurunnya tekstil di Kabupaten Bandung dimulai sejak krisis moneter sekitar 12 tahun lalu. Setelah itu, banyak pabrik-pabrik tekstil yang besar kolaps. Pabrik-pabrik itu memang sebagian ditangani pemerintah pusat, tetapi pengaruhnya juga terasa pada pabrik-pabrik kecil.

Padahal TPT itu sudah dijadikan produk andalan di Kabupaten Bandung. Hal itu karena tingginya produksi tersebut hampir di seluruh kecamatan, seperti Soreang, Banjaran, Rancaekek. "Yang terbesar di Kecamatan Majalaya," jelas Maman.

Hanya saja, Maman mengaku belum mengetahui akurasi data menurunnya. Namun, pihaknya masih terus menggali informasi tentang keberadaan dan potensi TPT di Kabupaten Bandung.

Diceritakannya, penurunan potensi TPT juga disebabkan adanya pemekaran Kabupaten Bandung sendiri. Semasa masih menyatu dengan Kabupaten Bandung Barat, kata Maman, Kabupaten Bandung bisa memberikan kontribusi tekstil sekitar 60 persen terhadap Propinsi Jawa Barat. "Tetapi setelah itu berangsur-angsur menurun," tegasnya.

Di Kabupaten Bandung Barat, yang dulunya masih berada di Kabupaten Bandung dan berpenghasilan tekstil di antaranya adalah Kecamatan Padalarang dan Kecamatan Batu Jajar. Meski demikian, Maman berharap pabrik-pabrik tekstil di Kabupaten Bandung bisa terus bertahan dan bahkan bisa bangkit lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement