EKBIS.CO, JAKARTA-–Nilai ekspor DKI Jakarta mengalami penurunan sebanyak 20,44 persen. Tercatat, pada September 2010 nilai ekspor melalui DKI Jakarta mencapai 2,84 miliar dollar Amerika. Dibandingkan bulan sebelumnya nilai ekspor mencapai 3,56 miliar dollar Amerika.
Penurunan juga terjadi dengan nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta sepanjang Agustus 2010 yang hanya mencapai 731,61 juta dolar Amerika. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 0,26 persen dari nilai ekspor produk DKI Jakarta pada Juli 2010 yang mencapai 733,51 juta dolar Amerika.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Agus Suherman mengatakan penurunan tersebut merupakan hal yang wajar. Menurutnya, tren penurunan selalu terjadi pada Agustus-September setiap tahunnya. Ini diakibatkan tidak terlalu banyak barang yang diekspor melalui DKI Jakarta.
Meskipun demikian, penurunan nilai ekspor dan nilai ekspor produk DKI Jakarta tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta. "Karena kalau kita lihat nilai kumulatif ekspor produk-produk DKI tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," katanya.
Pasar utama ekspor produk DKI Jakarta sepanjang bulan Agustus masih tetap dipegang negara-negara di ASEAN. Buktinya sebanyak 31,36 persen dari keseluruhan ekspor produk DKI Jakarta dipasarkan ke ASEAN, meningkat 0,79 poin dari market share di bulan yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 30,57 persen. Juga lebih tinggi 0,29 poin dibandingkan dengan bulan Juli 2010 yang hanya mencapai 31,07 persen.
Enam komoditi ekspor produk non migas yang mengalami peningkatan sepanjang Agustus 2010 dibandingkan bulan lalu, yaitu paling besar dialami komoditi kendaraan dan bagiannya sebesar 25,23 juta dolar Amerika.
Disusul komoditi lemak dan minyak hewan nabati sebesar 7,89 juta dolar Amerika, perhiasan/permata sebesar 3,83 dolar Amerika, minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian sebesar 3,02 juta dolar Amerika, sabun dan preparat pembersih sebesar 2,87 juta dolar Amerika, dan mesin/peralatan listrik sebesar 2,58 juta dolar Amerika. "Sedangkan empat komoditi lainnya mengalami penurunan," tandasnya.
Agus menerangkan nilai impor non migas melalui DKI Jakarta sepanjang September 2010 mencapai 5,06 miliar dolar Amerika atau mengalami penurunan sebesar 25,20 persen dari nilai impor bulan Agustus 2010 yang mencapai 6,55 miliar dolar Amerika. Namun bila dibanding bulan yang sama tahun 2009, nilai impor bulan September 2010 lebih tinggi 31,61 persen.
Berdasarkan golongan penggunaan barang atau brad economic category (BEC), nilai impor bulan Januari-Agustus 2010 mengalami peningkatan untuk semua golongan penggunaan barang dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2009. Untuk barang konsumsi mengalami peningkatan sebesar 37,87 persen, nilai impor bahan baku dan penolong meningkat sebesar 54,09 persen, dan nilai impor barang modal meningkat sebesar 52,60 persen.