Rabu 24 Nov 2010 06:36 WIB

DPR Duga Ada Permainan Mafia Gula di Importir dan Industri

Red: Endro Yuwanto

EKBIS.CO, JAKARTA--Harga gula saat ini menembus level Rp1 0.000 per kg, sementara stok gula di dalam negeri makin langka. Diduga ada permainan mafia gula yang beroperasi di importir terdaftar (IT) atau mafia gula yang bermain di industri rafinasi untuk mempermainkan harga.

“Ada indikasi terjadi permainan gula yang dilakukan oleh para mafia gula,” ujar anggota Komisi IV DPR Rofi Munawar dalam keterangannya, Selasa (23/11).

Kecurigaan ini diutarakan Rofi karena akhir tahun ini Indonesia dipastikan defisit neraca gula nasional akibat hanya bisa memenui produksi dua juta ton, sementara kebutuhan gula nasional mencapai 2,7 juta ton. “Jika sampai akhir tahun Indonesia tidak memiliki stok gula 1,2 juta ton, dipastikan akan terjadi kekurangan gula hingga semester I-2011,” jelasnya.

Dikatakan Rofi pada Agustus yang lalu harga gula masih dikisaran  350 dolar AS per ton, kemudian merangkak naik di bulan September menjadi 530-560 dolar AS per ton, dan saat ini harga gula kristal putih sudah menyentuh angka 730 dolar per ton dan diperkirakan bulan Desember 2010 naik lagi hingga 800-850 dolar per ton.

“Anehnya pemerintah selama lima tahun terakhir tidak pernah mengubah pola impornya, pemerintah tidak pernah melakukan impor pada saat harga gula dunia rendah,'' kata Rofi. ''Sebaliknya ketika harga saat ini sudah tinggi, para importer terdaftar (IT) yang ditunjuk pemerintah seperti PTPN  IX, PTPN X, PTPN XI, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan Perum Bulog tidak kunjung melakukan impor dengan alasan harga gula dunia naik.''

Rofi menambahkan, bila pada Desember atau awal 2011 nanti kebutuhan gula nasional masih bisa terpenuhi. Namun bila impor tidak kunjung dilakukan, maka dapat dipastikan sebenarnya sudah terjadi penimbunan oleh importir terdaftar (IT) atau telah terjadi perembesan gula dari industri rafinasi.

sumber : kominfo-newsroom
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement