EKBIS.CO, JAKARTA--Persaingan pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin sehat dari waktu ke waktu. Hal ini terbukti dengan semakin berkurangnya dominasi saham Grup Bakrie di lantai bursa.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito menyebutkan saat ini dominasi saham Grup Bakrie tidak lebih dari 15 persen. "Sedangkan pada 2007-2008 lalu, saham PT Bumi Resoruces Tbk menguasai 20 persen market bursa. Bahkan, kalau digabungkan seven Bakrie Brothers mencapai 32 persen market," ujar Eddy kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/11).
Dia mengungkapkan, pihaknya sempat mengkhawatirkan atas dominasi saham Grup Bakrie tersebut. "Tahun 2008 sempat khawatir karena terlalu besar dominasi grup (Bakrie) ini, bagaimana mengurangi dominasi saham-saham tersebut," ungkapnya.
Namun, sekarang ini, imbuh Eddy, BEI tidak lagi mengkhawatirkan dominasi Grup Bakrie tersebut. Pasalnya, persaingan pasar sudah semakin sehat dibandingkan dua tahun lalu. Bahkan, ia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan signifikan hingga 220 persen dibandingkan pergerakan IHSG tahun 2008 lalu.
"Ini menunjukkan persaingan yang sehat. Berdasarkan trading value, Bumi Resources menguasai 9,37 persen market share, dominasi berkurang. Selain itu, semakin banyak emiten yang masuk sehingga pasar semakin kuat," tutur Eddy.
Saat ini, ia menambahkan, total transaksi harian di BEI juga mengalami peningkatan signifikan. Jika tahun lalu transaksi harian mencapai Rp 4 triliun, maka tahun ini transaksi harian di BEI mencapai Rp 4,6 triliun. Dia menyebutkan perbandingan transaksi antara investor asing dan lokal sama kuat.
"Perbandingannya itu antara investor asing dan lokal sebesar fifty-fifty. Ke depan, kita berharap local player akan lebih menguat lagi. Ini supaya ketergantungan kita terhadap dana asing lebih bisa diminimalisir," imbuh Eddy.
Mencermati pergerakan saham Grup Bakrie yang semakin berkurang dominasinya di pasar modal ini, analis pasar modal dari Capital Price, Deddy Ertanto, pun memberikan beberapa penjelasan.
"Pertama, harga saham Bumi Resources (salah satu Grup Bakrie) yang menurun tajam. Sahamnya turun dari level Rp 3.200-3.300 menjadi Rp 1.700-1.800 per lembar. Saham BUMI ini kan saham sejuta umat, tapi seiring penurunan harga saham itu, kepercayaan investor terhadap Grup Bakrie juga berkurang. Investor lari ke emiten lainnya," jelasnya.
Selain itu, Deddy mengutarakan masalah keuangan dan fundamental Grup Bakrie juga menjadi faktor pemicu larinya investor ke emiten lain. "Manajemen seharusnya lebih transparansi dan menerapkan good corporate governance (GCG). Misalnya, masalah utang dan pajak perusahaan. Kinerja keuangan dan fundamental mereka harus diperbaiki jika ingin kembali mendominasi pasar," imbuhnya.