EKBIS.CO, JAKARTA--PT Ciputra Property Tbk (CTRP) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun di 2011. Nantinya, 90 persen dari capex tersebut akan dialokasikan untuk kelanjutan proyek Ciputra World Jakarta (CWJ). Sedangkan sisanya 10 persen untuk proyek baru yang berlokasi di Jalan Dr. Satrio, Kavling 11, Jakarta Selatan.
"Tahun depan itu capex kita berjumlah Rp 1 triliun. Sebagian besar proyek sekitar 90 persen atau Rp 900 miliar untuk kelanjutan proyek Ciputra World Jakarta (CWJ). Sisanya sebesar Rp 100 miliar untuk proyek baru di Kavling 11," kata Direktur Executive CTRP, Artadinata Djangkar kepada wartawan di Jakarta, Selasa (14/13).
Proyek CWJ ini dikerjakan oleh anak usaha CTRP, PT Ciputra Adigraha, yang berlokasi di Jl. Dr Satrio ini memang tengah dikerjakan. Sampai dengan akhir tahun 2010, pembangunan CWJ telah mencapai 31 persen dari total seluruh area seluas 5,5 hektar. Diharapkan pembangunan CWJ akan rampung pada pertengahan 2012 mendatang.
Adapun proyek CWJ ini meliputi sebuah mal seluas 130.000 meter persegi, kemudian 170 unit apartemen servis yang dikelola The Ascott Group dari Singapura, lalu 136 unit kondominium MyHome, 64.000 meter persegi gedung kantor Grade-A, 170 kamar Raffles Hotel dan 88 unit apartemen mewah Raffles Residences.
Artadinata menjelaskan, untuk proyek di Kavling 11 sebetulnya membutuhkan total dana sebesar Rp 1,8 triliun. Namun, karena proyek ini dikerjakan selama tiga tahap maka masing-masing tahap membutuhkan dana sebesar Rp 600 miliar. Diharapkan proyek di kavling 11 ini akan tuntas pada 2013 mendatang.
"Kita mulai membangun proyek di kavling 11 pada pertengahan tahun depan. Tahap pertama di kuartal I 2011 dengan anggaran Rp 600 miliar. Jadi, tidak sekaligus untuk mendirikan 5-6 tower apartemen. Nantinya apartemen yang kita bangun untuk disewakan dan diperjualbelikan," papar Artadinata.
Menyinggung kinerja keuangan perseroan, CTRP hingga akhir tahun ini optimis bisa membukukan laba bersih sebesar Rp 171 miliar, atau naik 130 persen dari tahun 2009 yang sebesar Rp 74 miliar. Sementara itu, dari segi pendapatan, CTRP berharap hingga tutup tahun buku 2010 berkisar Rp 348 miliar, atau naik sebesar Rp 11 miliar atau tiga persen dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp 337 miliar.
Artadinata mengungkapkan pendapatan bersih tersebut berasal dari peningkatan kinerja lima proyek CTRP, yaitu mal Ciputra Jakarta 42 persen, hotel Ciputra Jakarta 21 persen, hotel Ciputra Semarang 9 persen, dan mal Ciputra Semarang 21 persen, dan apartemen MyHome Jakarta 5 persen.
Sedangkan Somerset Grand Citra Serviced Apartment tidak dikonsolidasikan, melainkan masuk ke dalam pendapatan lain-lain. Menurut Artadinata hal ini karena Somerset hanya dimiliki 39,9 persen saham alias tidak mayoritas oleh CTRP.
"Tahun 2010, pendapatan dari bunga deposito dan kupon obligasi juga meningkat 29%, dari Rp 83 miliar menjadinya Rp 107 miliar. CTRP juga mengalami pengurangan angka kerugian kurs dolar AS, dimana tahun ini mencapai Rp 22 miliar, dibandingkan tahun kemarin," tutur Artadinata.
Untuk tahun depan, ia memperkirakan CTRP bisa meningkatkan penjualan dan laba bersih masing-masing 15 persen. Di tahun 2011, lanjut Artadinata, CTRP juga belum berniat untuk mencari pinjaman perbankan atau external cash. Namun, di tahun 2012 mendatang CTRP berniat mencari pinjaman perbankan. Pasalnya kas internal CTRP yang kini berjumlah Rp 1,3 triliun akan habis di awal 2012.