EKBIS.CO, SURABAYA-- Kalangan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur menyoroti kedatangan beras impor dari Vietnam sebanyak 22.700 ton di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin (20/12) malam.
"Sebenarnya kami menolak kedatangan beras impor itu, tapi Kementerian Perdagangan dan Gubernur Jatim menganggap semua perizinan sudah lengkap," kata Ketua Komisi B DPRD Jatim, Renville Antonio.
Ia telah meminta Perum Bulog untuk menerapkan aturan yang lebih ketat terhadap beras impor agar jangan sampai dipasarkan di Jatim.
Sebelumnya, DPRD Jatim telah mendapatkan jaminan bahwa beras impor itu hanya transit di Pelabuhan Tanjung Perak untuk selanjutnya dikirimkan ke Jawa Tengah dan beberapa daerah lain di kawasan Indonesia timur.
Mengingat pendistribusiannya lewat darat, Renville meminta Bulog membedakan beras impor dengan beras dalam negeri. "Contohnya saja, truk pengangkut beras impor diberi spanduk berikut tujuannya, Jateng. Dengan begitu, masyarakat dapat bertindak, jika sewaktu-waktu truk berhenti di tengah jalan," katanya.
Kapal VCT Globe merapat di Pelabuhan Tanjung Perak dengan mengangkut 22.700 ton beras dari Vietnam. Jumlah itu merupakan bagian dari 250 ribu ton beras impor. Ketua Pelaksana Harian Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Perak, Marzuki, mengatakan, semua persyaratan sandar kapal yang memuat beras impor tersebut telah lengkap.
Transit beras impor 250 ribu ton di Jatim itu dibatasi hingga 15 Februari 2011. Kapal pertama mengangkut 22.700 ton, dan akan disimpan ke gudang Bulog Buduran I sebanyak 6.700 ton, Buduran II (8.000 ton), dan Buduran III (8.000 ton).