EKBIS.CO, AKARTA--Niai kapitalisasi pasar BUMN terbuka di tahun 2010 mencapai Rp 819 triliun, atau setara 26 persen dari total kapitalisasi pasar saham.
"Sebanyak 17 BUMN terbuka atau empat persen dari total 412 emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Per 29 Desember 2010, nilai kapitalisasi pasar dari IHSG secara keseluruhan sebesar Rp 3.100 triliun. BUMN terbuka nilai kapitalisasi pasar sebanyak Rp 819 triliun atau 26 persen dari total market cap," kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, dalam jumpa pers Refleski Tahun 2010 Kementerian BUMN, di Jakarta, Kamis (31/12).
Berdasarkan dokumen dari Kementerian BUMN, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tercatat sebagai BUMN terbuka yang memiliki nilai kapitalisasi pasar tertinggi. BUMN telekomunikasi tersebut mencapai Rp 161,279 triliun. Disusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 137,190 triliun. Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 129,449 triliun, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar Rp 106,662 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 71.079 triliun.
"Di pasar modal tahun ini saham-saham perusahaan BUMN menunjukkan kinerja dan performa yang semakin baik dibandingkan tahun lalu. Perusahaan BUMN yang harga sahamnya mengalami pertumbuhan terbesar yaitu PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sebesar 122 persen, PT Widjaya Karya Tbk (WIKA) 112,3 persen, BBNI sebesar 103,1 persen dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) 98,8 persen," ujar Mustafa.
Berbicara saham TLKM tahun ini, imbuh Mustafa, mengalami penurunan lantaran saham perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut dicatatkan tidak hanya di BEI. Pasalnya, saham BUMN terbuka yang baru saja memiliki komisaris utama baru ini, juga dicatatkan di Bursa New York, Amerika Serikat.
"Saham Telkom itu kan juga dicatatkan di New York, dikarenakan terjadi gelombang di Amerika dan Eropa jadi berpengaruh," imbuh Mustafa.
Mengingat moncernya kinerja dan performa BUMN terbuka di 2010, Mustafa mengungkapkan Kementerian BUMN akan terus melakukan privatisasi BUMN. "Tahun depan itu BUMN yang masih dalam proses privatisasi adalah PT Garuda Indonesia, PT Sarana Karya, PT Primissima, PT Kertas Padalarang, PT Atmindo, PT Kertas Basuki Rachmat, dan PT JIHD. Sejauh ini Garuda Indonesia yang dipastikan akan masuk bursa di awal tahun 2011.