EKBIS.CO, PONTIANAK--Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Undoro Kasih Anggoro, mengatakan, pada tahun 2025 diprediksi akan terjadi defisit bahan pangan 70 juta ton dengan jumlah penduduk dunia sekitar 8 miliar jiwa. "Defisit diperkirakan terjadi di kawasan Asia Selatan, Asia Timur Jauh dan Afrika. Ini waktu yang singkat sehingga harus diantisipasi dari sekarang," kata Undoro Kasih Anggoro di Pontianak, Kamis.
Menurut dia, salah satu upaya adalah menjadikan Kalimantan sebagai "pulau pangan" nasional.
Ia menambahkan, dengan luas wilayah yang dimiliki saat ini, kontribusi Kalimantan terhadap bahan pangan nasional masih kecil. Ia mencontohkan padi, Kalimantan hanya memberi kontribusi 6,86 persen dari total produksi beras nasional.
Padahal, lanjut dia, masih banyak potensi lahan di Kalimantan yang bisa digarap untuk produk bahan pangan. "Terlebih lagi kalau didukung teknologi, hasilnya akan semakin berlimpah," kata dia.
Berdasarkan prediksi Bank Dunia, hanya dua wilayah yang surplus bahan pangan di masa mendatang yakni Eropa dan Amerika. Hal itu karena kedua negara tersebut mampu memanfaatkan teknologi secara optimal sehingga produksi pertaniannya juga maksimal.
Ia sangat nendukung rencana empat pemerintah provinsi di Kalimantan menjadikan wilayah itu sebagai pulau pangan. "Semua pemda harus satu suara untuk hal ini agar hasilnya maksimal," kata Undoro. Kelebihan Kalimantan, lahan relatif datar, serta bebas dari bencana gempa bumi.