EKBIS.CO, ABU DHABI -- Badan Energi Internasional (IEA) mengingatkan dampak buruk terus meroketnya harga minyak di pasar internasional. Kepala Ekonom IEA, Fatih Birol, mengatakan, kalau sampai harga minyak tembus 100 dolar AS per barel, itu akan mengguncang ekonomi internasional.
"Minyak 100 dolar AS per barel akan berdampak negatif ke ekonomi dunia, terutama ke negara-negara pengimpor minyak yang masuk kategori negara berkembang," katanya, Kamis (20/1).
Harga minyak terus meroket tiap bulannya, mendekati rekor tertinggi pada 2008 yang menembus 130 dolar AS per barel. Harga minyak Amerika Serikat untuk pengiriman Februari kini berada di atas 90 dolar AS per barel.
Sementara minyak jenis Brent sudah mendekati 100 dolar AS per barel, dengan harganya 97,83 dolar AS per barel.
Birol mengatakan, dampak harga minyak akan mengguncang keseimbangan perdagangan Eropa dengan negara-negara lain. Di sisi lain, kenaikan harga minyak akan memicu harga barang-barang dan jasa (inflasi) juga naik.
Penasehat IEA, Nobup Tanaka, mengatakan situasi harga minyak saat ini sudah genting . Pernyataan serupa juga dikeluarkan oleh CEO Total, perusahaan minyak asal Prancis, yang menyatakan harga minyak sudah terlalu tinggi dan terlalu cepat naik.