EKBIS.CO, PALU - Kapal pengangkut 5.800 ton beras impor dari Vietnam terlambat tiba di Palu, Sulawesi Tengah, kata Kepala Perum Bulog Sulteng, Eddy Subiantoro, Selasa (25/1). Ia mengatakan semula dijadwalkan kapal yang membawa ribuan ton beras impor tersebut tiba di Pelabuhan Pantoloan Palu pada Minggu (23/1).
"Tetapi sampai hari ini belum juga tiba," katanya. Eddy berharap dalam satu-dua hari ini pasokan beras impor sebanyak itu sudah tiba untuk mmemperkuat ketahanan stok beras Bulog bagi masyarakat miskin, korban bencana alam, dan juga mendukung operasi pasar (OP) jika terjadi gejolak harga beras di Sulteng.
Menurut dia, meski pasokan beras impor terlambat tiba, namun stok yang ada dijamin mencukupi kebutuhan hingga dua bulan setengah.
Eddy juga menegaskan kebijakan mengimpor beras dari luar merupakan kebijakan pemerintah pusat guna mengamankan stok beras nasional di daerah-daerah, termasuk Sulteng. Sulteng termasuk salah satu daerah penerima jatah beras impor dari Vietnam. Alasannya realisasi pengadaan beras lokal pada 2010 sangat kecil.
Hasil pengadaan beras oleh Bulog Sulteng musim panen 2010 hanya 5.600 dari target yang diharapkan sebanyak 10 ribu ton. Tidak tercapainya target pengadaan, erat kaitanya dengan harga beras di tingkat petani jauh diatas harga pembelian pemerintah.
Sementara itu, pada 2011 Bulog belum juga melaksanakan kegiatan pengadaan, sebab masih menunggu standar harga pembelian pemerintah yang baru. Selain itu, petani di Sulteng belum panen.
"Kami berharap pemerintah menyesuaikan standar harga pembelian, sebab jika tidak, Bulog akan sulit bersaing dengan pihak swasta dalam membeli produksi petani," katanya. Harga beras di tingkat petani saat ini masih berkisar Rp5.300 sampai Rp5.400/kg. Sedangkan HPP beras yang ditetapkan pemerintah pada musim panen 2010 Rp5.060/kg. Selisihnya harga cukup mencolok sehingga Bulog kalah bersaing dengan pedagang pengumpul.