EKBIS.CO, JAKARTA--Penundaan pengumuman harga saham PT Garuda Indonesia melalui mekanisme penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dinilai positif oleh pelaku pasar untuk ke depan.
"Kemungkinan ditundanya karena indeks pada pekan ini sedang dalam kondisi minim sentimen positif, jadi lebih baik ditunda. Pengalaman sebelumnya dua perusahaan yang IPO bulan ini mengalami pelemahan," kata analis Millenium Danatama Securities, Ahmad Riyadi di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan, penetapan harga itu menjadi kunci utama agar saham Garuda dapat diserap oleh pelaku pasar asing maupun pelaku pasar lokal ke depannya. "Mungkin dari pemerintah masih menimbang harga yang pantas untuk pelepasan saham Garuda, agar tidak terjadi kisruh seperti saham Krakatau steel (KRAS) pada tahun lalu," ujarnya.
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kata Ahmad, pemerintah bersikap hati-hati terhadap pelepasan saham perusahaan maskapai penerbangan utama nasional itu. "Namun, penundaan ini harus dipublikasikan agar tidak terjadi kesalahpahaman investor," katanya.
Sementara, Vice President PT Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere mengatakan, penundaan pengumuman penetapan harga IPO Garuda Indonesia tidak relevan. "Hal itu tidak sesuai dengan mekanisme IPO yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya," katanya.
Ia menambahkan, sebagai perusahaan BUMN, hal ini tentu akan memberi preseden kurang baik bagi citra Indonesia ke depan. Oleh karena itu, pelaku pasar mensinyalir jika penundaan ini merupakan suatu upaya untuk mengulur waktu. "Saya justru menduga penundaan ini karena animo investor, utamanya asing untuk saham perdana Garuda Indonesia tergolong minim," katanya.
Seperti diketahui, PT Garuda Indonesia berencana melepas 28,93 persen saham atau sekitar 9,41 miliar lembar saham pada IPO 11 Februari 2011. Jumlah saham itu termasuk divestasi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 7,54 persen.
Saham perdana Garuda akan ditetapkan pada 25 Januari 2011. Penetapan dilakukan setelah manajemen melakukan masa penawaran awal atau bookbuilding yang akan dilakukan pada 13 hingga 24 Januari mendatang.