EKBIS.CO, JAKARTA - Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk menilai, saham BUMN Penerbangan pada perdagangan perdana (11/2) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkoreksi 6,66 persen atau dibuka pada Rp 700 dari harga perdana Rp 750 per lembar, hanya mekanisme pasar biasa. "Itu hanya mekanisme pasar biasa, ketika suplai berlebih dan minim permintaan," kata Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan kepada pers usai menandatangani pengadaan empat pesawat Boeing 737-800NG dengan RBS Capital Aviation, di Jakarta, Jumat (11/2).
Yang terpenting bagi manajemen saat ini dan ke depan, menurut Elisa, adalah janji dan rencana bisnis Garuda sesuai prospektus yang sudah ada saat akan go public harus bisa direalisasikan. Namun, Elisa enggan merinci menjelaskan komposisi peminat saham Garuda saat masa penawaran ke publik beberapa hari sebelumnya baik pembeli ritel maupun institusi.
Sebelumnya, pada Jumat pagi ketika saham PT Garuda Indonesia Tbk berkode GIAA ini pada perdagangan perdana di Bursa Efek Indonesia, dibuka pada Rp 700 per lembar, turun 6,66 persen dibanding harga perdana Rp 750 per lembar. Pencatatan perdana GIAA disaksikan langsung Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Deputi Menteri BUMN Bidang Infrastruktur dan Logistik Sumaryanto Widayatin, Direktur Utama Bank-Bank BUMN, dan direksi Garuda serta penjamin emisi.
Saat pembukaan pasar, saham GIAA ditransaksikan pada harga terendah Rp600 per lembar dan harga tertinggi Rp 700 per lembar. Total frekuensi transaksi 189 kali, dengan total volume perdagangan vol 14.670 lot atau Rp 8,9 miliar. Pada saat yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat pada level 3.360,809 poin naik 10,31 poin atau 0.31 persen dari hari sebelumnya.
GIAA merupakan emiten ke tiga yang tercatat di BEI pada 2011, dengan bidang usaha jasa angkutan udara. Jumlah saham GIAA yang dicatatkan pada saham utama, sebanyak 22,640 miliar lembar, pada harga pembukaan perdana Rp 750 per lembar. Dana yang dihimpun sebanyak Rp 4,7 triliun, adapun kapitalisasi pasar mencapai Rp 16,98 triliun.
Adapun jumlah saham yang ditawarkan mencapai 6,355 miliar lembar, jumlah saham yang dipesan 3,33 miliar lembar dan sebanyak 3,008 miliar lembar diambil oleh penjamin emisi efek. Price Earning Ratio (PE Ratio) industri per 10 Februari 2011 sebesar 18,54 kali, sedangkan price to book value (PBV) industri tercatat 0,80. Penjamin pelaksana emisi IPO perusahaan penerbangan plat merah ini yaitu Bahana Securities, Mandiri Sekirutas, dan Danareksa Sekuritas.