EKBIS.CO, LONDON--Harga minyak melambung di atas 108 dolar Amerika Serikat pada Selasa waktu setempat, karena kekerasan berdarah di eksportir utama Afrika Utara, Libya, memicu kekhawatiran baru tentang stabilitas di Timur Tengah. Ketegangan di wilayah ini juga dipicu oleh berita bahwa dua kapal angkatan laut Iran melewati Terusan Suez pada Selasa ke Mediterania untuk pertama kalinya sejak 1979, pada misi pelatihan yang Israel sebut sebuah provokasi.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April melonjak menjadi 108,57 dolar AS per barel di perdagangan pagi, tingkat tertinggi sejak awal September 2008. Harga kemudian mundur kembali ke 105,98 dolar AS, naik 24 sen dari level penutupan Senin. Minyak mentah light sweet New York untuk pengiriman Maret naik 4,69 dolar AS ke 90,89 dolar AS di hari pertama perdagangan fisik di New York Mercantile Exchange sejak kekerasan meningkat di anggota OPEC Libya selama akhir pekan.
Protes, yang menyebabkan pengusiran dari pemimpin otokratis di Tunisia dan Mesir, kini menyebar ke kawasan penghasil minyak strategis Timur Tengah dan Afrika Utara. "Pasar masih sangat gugup, perdagangan karena sentimen dan rumor, sementara ketakutan untuk Libya menambah kekhawatiran kerusuhan menyebar ke negara-negara lain seperti Aljazair dan bahkan Arab Saudi -- meskipun hal ini tidak mungkin," kata analis minyak VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.
"Hingga ketegangan tenang di Timur Tengah dan Afrika Utara, kami akan tetap mendukung dengan baik," tambahnya. Kekuatan dunia dimobilisasi pada Selasa untuk mencoba menghentikan bentrokan berdarah antara demonstran dan pasukan keamanan Pemimpin Libya Moamer Kadhafi yang dicurigai melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" untuk melanggengkan kekuasaannya.
Menteri Energi Uni Emirat Arab Dhaen Mohammad bin al-Hamli, berbicara di sela-sela pertemuan produsen-konsumen di Riyadh ibukota Saudi pada Selasa, mengatakan bahwa pasar sedang didorong oleh keresahan Timur Tengah.
Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi menambahkan bahwa OPEC siap untuk memenuhi kekurangan pasokan karena kerusuhan di Timur Tengah dan anggotanya telah memiliki kapasitas cadangan yang memadai untuk melakukannya. "Sama sekali tidak ada kekurangan pasokan sekarang ... OPEC siap untuk memenuhi terjadinya kekurangan pasokan ketika hal itu terjadi," kata Naimi.
"Ada kekhawatiran dan ketakutan tetapi tidak ada kekurangan," menteri mengulangi dalam upaya untuk meyakinkan negara-negara konsumen bahwa pasokan minyak mentah dijamin meskipun kerusuhan melanda.