EKBIS.CO, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini Indonesia tak akan mengalami penurunan produksi padi hingga 30 persen, seperti yang telah diramalkan, di sejumlah daerah akibat anomali iklim.
Sekjen Kementerian Pertanian, Hari Priyono, di Bogor Jawa Barat, Rabu (2/3) menyatakan, sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik melalui Angka Ramalan (Aram) I yang dikeluarkan 1 Maret 2011 menunjukkan produksi beras tahun ini diperkirakan meningkat 1,35 persen dibanding produksi tahun 2010.
"Jadi dari Aram yang dikeluarkan BPS bisa terjawab indikasi penurunan produksi padi hingga 30 persen itu tidak ada," katanya usai membuka Temu Koordinasi Kehumasan di lingkup Kementerian Pertanian.
Sebelumnya diberitakan produksi padi musim panen pertama tahun ini di sejumlah daerah di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi diperkirakan turun sekitar 30 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab munculnya sejumlah hama hingga menurunkan produksi.
Hari Priyono menyatakan, Angka ramalan I Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi padi selama 2011 diperkirakan mencapai 67,31 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 37,8 juta ton beras.
Produksi padi menurut angka ramalan I tersebut meningkat 1,35 persen dibanding produksi tahun 2010 yang menurut perhitungan sementara mencapai 66,41 juta ton gabah kering giling.
"Ini baru berdasarkan angka ramalan I, nanti masih ada pertanaman untuk MK (musim kemarau) I, MK II dan MH (musim hujan) I," katanya. Selain itu, tambahnya, masih terdapat potensi perluasan areal pertanaman padi untuk meningkatkan produksi nasional pada tahun ini.
Menurut dia, untuk mengamankan produksi pangan pada tahun ini sangat penting agar petani tidak sampai terkecoh dengan iklim yang tidak menentu seperti sekarang ini. Untuk mengantisipasi hal itu, lanjutnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menyusun rekomendasi penanam dalam menghadapi perubahan iklim.