EKBIS.CO, SINGAPURA-- Minyak mentah New York di bawah 105 dolar AS per barel di perdagangan Asia Rabu karena negara anggota OPEC menunjukkan tanda-tanda meningkatkan produksi untuk mengatasi dampak kerusuhan yang terjadi di Timur Tengah dan juga Afrika Utara, kata analis.
Kontrak utama New York, minyak mentah jenis light sweet pengiriman April turun 39 sen ke posisi 104,63 dolar per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea juga penyerahan April turun 36 sen menjadi 112,70 dolar per barel.
Jim Ritterbusch, pimpinan perusahaan pernasehat perdagangan minyak Ritterbusch & Associates, mengatakan rumors bahwa pemimpin Libya Moamer Kadhafi telah berusaha mengatasi keluar dari krisis Libya telah menjadi salah satu tekanan terhadap harga minyak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang telah bergerak untuk mengatasi ketidakstabilan di Timur Tengah, dengan Arab Saudi mengindikasikan bahwa pihaknya telah menaikkan produksi dan negaraa anggota OPEC lainnya seperi Nigeria juga turun tangan, katanya kepada Dow Jones Newswires.
Victor Shum, konsultan energi prinsipal senior Purvin & Gertz di Singapura menyatakan kepada AFP bahwa "Pembicaraan dari Arab Saudi bahwa mereka akan mengembangkan suatu campuran minyak mentah dengan sulphur rendah untuk membantu menutupi produksi minyak mentah Libya ...telah sedikit menenangkan pasar-pasar minyak."
Sementara itu Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Naimi mengatakan bahwa jumlah minyak mentah yang berada di pasar dunia "sangat memadai" dan bahwa kerajaan tersebut mempunyai kapasitas cadangan 3,5 juta barel per hari jika dibutuhkan.
Kerusuhan yang terjadi di Libya yang masih terus berlanjut telah memangkas produksi negara Afrika Utara tersebut.
Libya merupakan eksportir minyak terbesar keempat di Afrika setelah Nigeria, Aljazair dan Angola, memproduksi sekitar 1,8 juta barel per hari, dengan cadangan sebanyak 42 miliar barel.
Sebagian besar produksi minyak Libya diekspor ke Eropa, menurut International Energy Agency (IEA). Arab Saudi pekan lalu juga mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen mensatabilkan pasar minyak dan menjamin bahwa pasokan minyak akan tetap memadai untuk mengatasi penurunan ekspor Libya.