EKBIS.CO, JAKARTA – Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Jepang dapat mengganggu berlangsungnya proyek investasi di Indonesia yang menggunakan mesin dari Jepang. Demikian dikatakan Staff khusus Menteri Perindustrian Benny Soetrisno, kepada wartawan, Jumat (11/3) petang.
Menurutnya impor dari jepang pada 2010 masih didominasi oleh mesin-mesin yang mencapai angka 30 persen. Disusul kemudian kendaraan atau komponennya (19 persen), peralatan listrik(11 persen),. Barang karet (3 persen), dan barang dari plastik (2 persen)
“Dari data ini kemungkinan, terganggunya Indonesia bisa terjadi pada proyeksi investasi yang menggunakan mesin dari jepang, merek-merek kendaraan tertentu, dan elektronika, terutama yang pabrik-pabriknya berlokasi sekitar Tokyo atau Yokohama,”paparnya.
Sementara itu Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi mengatakan pihakny masih melakukan pengecekan untuk suplai kebutuhan barang atau komponen dari Jepang, “Harusnya masih ada stok,”katanya.
Namun sebetulnya dia tidak terlalu mengkhawatirkan mengingat Industri dalam negeri masih banyak local konten. “Sepeda motor 95 persen, //local content//, Apv itu hampir semuanya lokal,”katanya. Lagipula, lanjut dia, daerah tsunami yang terkena di Jepang itu pantai timur. Padahal industi otomotif itu banyak dari barat.
Sementara itu berdasarkan data Kementrian Perdagangan impor dari Jepang sepanjang 2010 mencapai 16,965 miliar dolar AS. Dari jumlah itu 16,910 miliar merupakan impor non migas.