Rabu 16 Mar 2011 12:45 WIB

Cadangan Devisi Capai 102,2 miliar Dolar AS

Rep: Yasmina Hasni/ Red: Djibril Muhammad
cadangan devisa, ilustrasi
cadangan devisa, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA - Cadangan devisa per 10 Maret 2011 dipastikan mencapai 102,02 miliar dolar AS. Jumlah ini meningkat dari cadev 2010 yang sebesar 95 miliar dolar AS. Seperti diketahui, tren cadangan devisa memang cenderung terus meningkat. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan hal tersebut saat membuka Rakornas II TPID 2011 di Hotel Borobudur, Rabu (16/3).

Kenaikan tersebut bukan semata dari derasnya aliran dana asing (capital inflow). Namun, ternyata hasil minyak dan gas bumi memberikan sumbangan terbesar pada cadangan devisa Indonesia sepanjang tahun 2010 sebesar 19 miliar dolar AS. Cadangan devisa memang mengalami kenaikan sekitar 29 miliar dolar AS sejak Desember 2009 lalu, yakni dari 66 miliar dolar AS ke 95 miliar dolar AS.

Sebelumnya, pada Mei 2010 cadangan devisa dilaporkan naik 6,8 miliar dolar AS. Hingga akhir April 2010 cadangan devisa 78,6 miliar dolar AS, atau meningkat 9,4 persen dibandingkan dengan akhir 2010 di 71,8 miliar dolar AS. Pada akhir November 2010 cadangan devisa dilaporkan 91,8 miliar dolar AS.

Peningkatan cadangan devisa ini, menjadi pelengkap kinerja ekonomi nasional yang secara umum cukup menggembirakan. Misalnya, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,1 persen disertai peningkatan investasi dan ekspor sehingga menopang pertumbuhaun yang lebih berimbang ketimbang tahun sebelumnya. "Neraca pembayaran juga membukukan surplus 30,2 dolar AS," katanya.

Sementara itu, sistem keuangan juga tetap terjaga ditengah semakin diinamisnya pasar keuangan global pasca krisis. BI, kata Darmin, juga optimis perbaikan ekonomi akan terus berlanjut. "2011 ini akan menjadi tahun yang sangat menjanjikan, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi terus membaik secara berimbang," kata Darmin. Di 2011 juga, perekonomiain tidak hanya bergantung pada konsumsi, tetapi juga ekspor dan investasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement