EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah menawarkan Indonesia sebagai tujuan relokasi industri dari Jepang. Menteri Perindustrian MS Hidayat menawarkan hal tersebut karena sebagian industri manufaktur di sana tidak bisa berproduksi maksimal pascagempa 8,9 skala Richter yang disusul tsunami pada pekan lalu.
Menurut Hidayat, dia akan berbicara dengan pemanufaktur dari Jepang mengenai penawarannya itu dalam satu atau dua bulan mendatang. Dia menunda pembicaraan segera mengenai hal itu karena saat ini Jepang masih dalam masa tanggap bencana. Selain kerusakan fisik fasilitas produksi, saat ini industri di Negeri Sakura itu terkendala kekurangan pasokan energi akibat rusaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.
"Saya mau menawarkan mereka untuk relokasi beberapa industri komponen (otomotif) mereka dan industri yang sudah dilakukan di sini untuk dilakukan join //local partner//," kata Hidayat kepada wartawan, akhir pekan lalu. Tiga pemanufaktur otomotif besar Jepang yaitu Toyota, Honda, dan Nissan menghentikan produksinya setelah terdera bencana. Gempa dan tsunami telah melumpuhkan aktivitas ketiga pabrikan tersebut.
Selain membidik peluang tujuan relokasi jangka pendek hingga menengah, Hidayat mengatakan, Indonesia juga bisa meningkatkan ekspor ke Jepang. Karena Jepang membutuhkan banyak bahan baku infrastruktur seperti baja dan alumunium selama masa rekonstruksi dalam beberapa tahun mendatang. "Mereka harus recovery, itu lebih dari 200 miliar dolar AS selama lima tahun ke depan untuk rehabilitasi infrastruktur dan permukiman," katanya.
Sementara, Hidayat menegaskan bahwa rencana investasi korporasi Jepang di Indonesia tetap berjalan pada tahun ini. Misalnya, keinginan sejumlah pabrikan otomotif seperti Daihatsu dan Toyota untuk melakukan ekspansi usaha. "Seandainya ada proyek-proyek baru yang ditunda atau digeser, saya memaklumi. Seperti beberapa otomotif mungkin mereka akan melakukannya on time pada tahun ini, namun saya nggak yakin pada bulan-bulan ini," ucapnya.
Menurut Organisasi Internasional Produsen Kendaraan Bermotor, produksi kendaraan roda empat dari sana mencapai 7,9 juta unit pada 2009 atau sekitar 13 persen dari total produksi dunia. Asosiasi Pemanufaktur Kendaraan Jepang mengatakan, Amerika Serikat adalah tujuan ekspor terbesar, sekitar 1,2 juta unit mobil dari Jepang dijual ke negara Paman Sam itu.