EKBIS.CO, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., (BRI) pada tahun 2011 ini mengalokasikan kredit Rp3 triliun untuk membiayai belanja modal (capex) dan belanja operasional (opex) Perum Perhutani.
Komitmen pembiayaan kredit tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara BRI dengan Perum Perhutani, yang disaksikan oleh Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
"Kerjasama ini meliputi pembiayaan bisnis kehutanan, memenuhi belanja modal, serta pembayaran gaji 25 ribu karyawan Perhutani," kata Direktur Keuangan Perhutani, ANS Kosasih.
Menurut dia, belanja modal belanja modal Perhutani diperkirakan sekitar Rp1 triliun pada tahun ini. Sedangkan biaya operasional mencapai Rp2 triliun per tahun untuk pembayaran gaji sekitar 25.000 orang karyawan yang tersebar di Jawa dan Madura.
Kosasih yang juga menjabat Plt. Direktur SDM dan Umum Perhutani ini menambahkan, pihaknya baru pertama kali menggunakan fasilitas pembiayaan dari perbankan.
"Sejak berdiri pada 1973, Perum Perhutani belum pernah memanfaatkan fasilitas pembiayaan perbankan. Mungkin karena perusahaan selama ini memiliki kekayaan kas, sehingga selalu membiayai semua dari kantong sendiri," ujarnya.
Sementara itu, Direktur BUMN dan Kelembagaan BRI, Asmawi Sjam, menyatakan BRI siap mendukung pembiayaan Perhutani untuk membangun sentra-sentra industri berbasis sumber daya hutan.
"Kerja sama untuk membiayai pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) terutama HTI Karet yang akan digarap bersama oleh Perhutani dan PT Inhutani I, II, III, dan V yang seluruhnya merupakan BUMN kehutanan," kata Asmawi Sjam.
Ia menuturkan, sejak direktorat kelembagaan dan BUMN di BRI didirikan pada 2007, setidaknya sekitar 56 perusahaan BUMN telah memperoleh fasilitas "cash credit", baik "cash loan" dalam bentuk kredit modal kerja maupun kredit investasi.
Selain itu, BUMN ini juga menyediakan fasilitas "non-cash loan" seperti Bank Garansi, L/C dan lainnya. "Hingga kini, komitmen pemberian kredit BRI dalam bentuk "cash loan" kepada BUMN telah mencapai Rp54 triliun dengan "outstanding" sekitar Rp29 triliun," kata Asmawi.
Sampai akhir tahun 2010, Perhutani mencatat pendapatan sekitar Rp3 triliun dengan raihan laba sebelum pajak sekitar Rp325,45 miliar.
Dengan percepatan pertumbuhan di sektor industri kehutanan, Perhutani diperkirakan dapat mencetak laba Rp1 triliun dalam 2-3 tahun ke depan.