EKBIS.CO, SKOW--Potensi pasar perbatasan Papua-Papua Nugini, seperti pasar Skow sangat besar, akan tetapi potensi itu belum digarap secara optimal. Masih banyak kendala yang dihadapi pasar Skow dan membutuhkan pembenahan menyeluruh.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pembenahan itu bisa dilakukan melalui revitalisasi pasar seperti misal, pengelolaan pasar harus ada kepastian seperti apa. Ini dilakukan guna mengoptimalkan posisi pasar yang demikian strategis.
"Tahun 2010 saja nilai perdagangannya mencapai Rp 65 miliar pertahun plus 200 ribu dollar dari sisi ekspor. Itu bisa ditingkatkan lagi," papar dia dalam dialog bersama pedagang Skow, Papua, Sabtu (25/6).
Selain perbaikan tata kelola, menurut menteri, hal lain yang harus dibenahi adalah kelancaran arus barang, persoalan lahan dan pendataan pedagang. "Kita harus memastikan hak ulayat telah dikelola dengan baik. Kedua, revitalisasi pasar harus dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat. Itu benar-benar harus dipastikan," papar dia.
Sehingga, sambung Menteri, dengan pengelolaan yang baik diharapkan pasar bisa memperluas kemakmuran. "Tahun depan, harusnya nilai perdagangan bisa mencapai Rp 80 miliar," kata dia.
Pasar Skow, merupakan satu dari 10 pasar percontohan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan dalam program revitalisasi pasar tradisional. Melalui program ini, pasar Skow akan ditempati 185 pedagang, baik yang berasal dari penduduk lokal dan pedagang dari luar Papua, dan 50 kaki lima.
Menurut rencana, pembangunan pasar Skow bisa selesai November 2011. Hingga saat ini, revitalisasi pasar Skow baru selesai 50 persen.