EKBIS.CO, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah menguat terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp8.500, dan salah satu sentimennya dipicu dari Yunani yang berhasil melewati langkah penghematan.
Nilai tukar rupiah pada Kamis (30/6) sore terhadap dolar AS naik 42 poin menjadi Rp8.573 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.615.
Pengamat pasar uang dari universitas MA Chung Malang, Muhammad Doddy, ketika dihubungi di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa parlemen Yunani menyetujui rencana penghematan untuk menangkal risiko default (gagal bayar) utang pemerintah yang dapat menggoyahkan sistem keuangan Eropa.
"Anggota parlemen Yunani menyetujui rencana penghematan sebesar 28,4 miliar euro yang telah diminta oleh Uni Eropa (UE) dan Dana Moneter Internasional (IMF)," kata dia.
Dengan begitu, lanjut dia, hal itu menimbulkan ketenangan pelaku pasar di kawasan eropa dan berdampak positif pada negara-negara di dunia sehingga pertumbuhan ekonomi dunia dapat kembali stabil.
"Dengan kembali stabilnya prekonomian dunia, akan memicu aliran dana kembali mengalir ke negara-negara berkembang termasuk ke dalam negeri," kata dia.
Ia mengatakan, dengan positifnya fundamental di dalam negeri dan imbal hasil yang lumayan cukup besar akan memicu dana asing masuk (capital inflow) ke dalam negeri.
Selain itu, ia mengemukakan, ekspektasi inflasi pada bulan Juni tahun ini yang rendah menjadi salah satu sentimen positif untuk nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Inflasi bulan ini diharapkan rendah seperti yang diekspektasikan, namun harga pangan yang cukup tinggi diperkirakan inflasi mencapai 0,2 hingga 0,5 persen dan hal itu dapat menjadi sentimen negatif," kata dia.
Bank Indonesia mencatat, kurs tengah mata uang rupiah menguat ke posisi Rp8.597 dibanding posisi hari sebelumnya sebesar Rp8.623.