EKBIS.CO, SEMARANG--Pembobolan Bank Jateng dengan modus pengajuan kredit proyek yang diduga bermasalah, diperkirakan terjadi di banyak cabang bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu.
"Kredit bermasalah ini terjadi di sejumlah cabang, bahkan yang ada di Jakarta," kata Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Dwi Yasmanto, di Semarang, Kamis.
Ia mengemukakan, kredit fiktif itu diperkirakan mengakibatkan kerugian hingga miliaran rupiah. Ia mencontohkan, kredit bermasalah di Bank Jateng unit Syariah Cabang Solo mencapai sekitar Rp 58 miliar, di Semarang mencapai sekitar Rp 18 miliar.
Kasus serupa, katanya, juga terjadi di cabang Kabupaten Karanganyar, Purwokerto, Kendal, dan Wonogiri. "Bahkan di cabang Jakarta, kredit fiktif untuk pembiayaan perumahan mencapai sekitar Rp10 miliar," katanya.
Ia menjelaskan, untuk di cabang Semarang, pelaku menggunakan surat perintah kerja yang dipalsukan, kemudian mengajukan kredit yang nilaianya antara Rp500 juta hingga Rp700 juta.
"Untuk cabang Semarang, kepalanya memiliki kewenangan untuk menyetujui pinjaman maksimal satu miliar rupiah," katanya.
Ia menyayangkan lemahnya pengawasan Bank Jateng hingga terjadi permasalahan seperti saat ini. "Melihat besaran kredit bermasalah ini, cukup kuat indikasi keterlibatan orang dalam Bank Jateng," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Riza Kurniawan, mengharapkan, permasalahan itu jangan sampai memengaruhi kondisi keuangan Bank Jateng.
Riza yang juga politikus Partai Amanat Nasional itu mengemukakan, meski penyertaan modal pemerintah ke bank itu cukup besar, jangan sampai permasalahan tersebut mengganggu kinerja keuangan salah satu badan usaha milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu.