EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk. hingga Agustus telah mengantongi kontrak baru hingga Rp 8,1 triliun. WIKA semakin aktif menggarap sektor energi dan infrastruktur.
Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo menyatakan, pada Agustus 2011 Wika membukukan Kontrak Baru senilai Rp 1,5 triliun. Dengan demikian total kontrak baru hingga Agustus 2011 adalah Rp 8,1 triliun atau 156 persen dari realisasi tahun lalu. “Capaian itu setara dengan 65,9 persen dari target kontrak baru 2011,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Republika, Senin (26/9).
Hingga akhir tahun, WIKA berharap dapat membukukan kontrak baru senilai Rp 12,3 triliun. “Bahkan mungkin mampu melampaui target,” ujarnya. Kontrak-kontrak itu berasal dari beberapa proyek baru, baik untuk unit bisnis Wika induk, yaitu konstruksi sipil, bangunan gedung, industrial plant dan energy, maupun anak perusahaan yaitu Wika Beton, Wika Intrade, Wika Realty, Wika Gedung, Wika Jabar Power, Wika Insan Pertiwi.
Beberapa proyek konstruksi sipil yang diperoleh antara lain adalah proyek Jembatan Merah Putih senilai Rp 219,26 miliar dan Proyek Flyover Ahmad Yani Summarecon Bekasi senilai Rp 144,50 miliar. Selain itu terdapat proyek pembangunan gedung seperti Bandara Sepinggan Balikpapan senilai Rp 335,9 miliar dan Proyek Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar senilai Rp 561 miliar.
Sedangkan bisnis unit industrial plant antara lain Proyek Out of Pit Crushing & Conveying (OPCC) yang berlokasi di Tutupan-Tobalong Kalimantan Selatan dari Adaro Group senilai Rp 738,06 miliar. Sementara untuk energi di antaranya adalah Proyek PLTGU Borang 60 MW di Sumatera Selatan senilai Rp 815,66 miliar. Proyek PLTU 2x10 MW Ketapang Kalimantan Barat senilai Rp 296,57 miliar dan PLTG Rengat 20 MW Riau senilai Rp 128 miliar.