EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Shaleh mengatakan mengenai keamanan PT Freeport Indonesia menjadi kewenangan kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam).
"Setiap kementerian telah punya tugas masing-masing," katanya di kompleks Kementerian ESDM, Selasa (18/10).
Kemenko Polhukam, menurutnya harus segera menindaklanjuti penanganan masalah keamanan di lingkungan kerja Freeport. "Pemogokan yang terjadi saat ini dapat mengganggu keberlanjutan operasi Freeport Indonesia," ujarnya.
Sementara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pun diharapkan dapat menggagas negosiasi-negosiasi selanjutnya dengan serikat pekerja hingga mencapai kata sepakat. "Koordinasi harus terus dilakukan guna menghindari permasalahan yang lebih besar di masa mendatang," bebernya.
Sebelumnya, pihak Freeport melaporkan kondisi di Tembaga Pura dan Kuala Kencana tak kunjung aman. Hingga sebulan lebih, pemogokan masih terus berlangsung dan situasi semakin mencekam.
Juru Bicara Freeport, Ramdani Sirait menyatakan, serikat pekerja dan oknum tertentu yang telah menutup sejumlah akses jalan ke Kuala Kencana dan Timika sejak Ahad lalu. "Mereka membokar pagar di check point 1 yang merupakan akses utama dari Kuala Kencana ke wilayah kerja kami," ujarnya.
Selain itu, mereka melakukan pemalangan pada ruas jalam Mile 27 yang menjadi akses ke Kuala kencana. Pemalangan juga masih terjadi di Tanggul Timur. Selain itu adanya aksi pemotongan pipa konsentrat di ruas jalan Mile 45.
Beberapa kantor Freeport dirusak dan terjadi pembakaran sejumlah kendaraan operasional perusahaan. Akibatnya, pihak Freeport terpaksa menghentikan produksi baik di pabrik tambang terbuka dan tambang bawah tanah per hari ini.
Akibat penyaluran pipa mile 74 ke wilayah kerja terganggu dan adanya pemotongan pipa yang dilakukan di beberapa tempat. Namun proses pengiriman konsentrat masih berjalan, namun akibat beberapa sabotase, kegiatan ini sedang dievaluasi kembali. "Apakah nanti akan dilanjutkan atau dihentikan,' katanya.
Kegiatan loading pun masih dilakukan karena simpanan di pabrik pengeringan dan penyimpanan di Amorpare masih ada. "Namun tinggal waktu hingga pasokan menipis. Kami prediksi akan ada penurunan produksi yang signifikan selanjutnya," tandasnya.