EKBIS.CO, JAKARTA - Saham industri tambang, BUMI di Bursa Efek Indonesia, merupakan saham yang paling banyak menekan indeks harga saham gabungan (IHSG) turun. Karena saham tersebut dilanda aksi lepas dalam jumlah yang cukup besar.
Analis PT First Asia Capital, Ifan Kurniawan di Jakarta, Rabu (16/11) mengatakan, saham industri ini diperjualbelikan akibat sentimen negatif regional. Selain itu, harga tambang di pasar ekspor turun dari 120 dolar AS per ton menjadi 115 dolar per ton, katanya.
Ifan menambahkan, merosotnya bursa regional, akibat kekhawatiran atas krisis utang Eropa yang makin melebar ke Prancis. Hal itu menunjukkan krisis utang itu tidak akan selesai dalam waktu yang cepat, ucapnya.
Saham BUMI itu diperjualbelikan sebanyak 50,92 juta unit dengan nilai Rp 110,78 miliar pada kurs akhir Rp 2.150 atau turun Rp 100 per unit. Pelaku pasar juga menunggu laporan kinerja keuangan saham tambang tersebut yang belum diumumkannya, kata Ifan.
Ia mengatakan, saham industri perbankan juga banyak dijual pelaku pasar seperti saham Bank Mandiri dan Bank BCA. Saham Bank Mandiri dipindahtangankan sebanyak 17,13 juta unit senilai Rp 120,64 miliar pada kurs turun Rp 150 menjadi Rp 7.000 dan saham Bank BCA melemah Rp 100 menjadi Rp 8.050 dengan volume transaksi mencapai 2,10 juta unit senilai Rp 16,98 miliar.
Menurut Ifan, indeks kemungkinan akan kembali terkoreksi, karena pelaku pasar cenderung makin kuat untuk melepas saham-saham. Apabila aksi lepas berlanjut maka indeks akan mendekati angka 3.700 poin, ucapnya.
Saham tambang lainnya, seperti Inco juga terkoreksi Rp 125 menjadi Rp 3.350 dengan volume transaksi sebanyak 3,04 juta saham denan nilai Rp 10,23 miliar. Sedangkan saham Astra turun Rp 800 menjadi Rp 70.500 dan terjual sebanyak 1,11 juta unit senilai Rp 78,02 miliar.