EKBIS.CO, JAKARTA - Tidak turunnya suku bunga kredit perbankan, meskipun BI Rate telah turun beberapa kali, dimaklumi Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution. Menurut dia, penurunan BI rate tidak otomatis akan diikuti penurunan suku bunga kredit perbankan, karena terkait juga dengan berbagai hal.
"Suku bunga kredit tidak melulu mengandalkan BI rate. Itu hanya salah satu faktor, kita juga bahas rencana bisnis bank (RBB), berbicara dengan Menteri BUMN, Menkeu, dan mempengaruhi SBN. Itu bagian dari kita mendorong lending rate terpengaruh," tutur Darmin di Jakarta, Jumat (10/2).
Menurutnya, untuk menurunkan suku bunga kredit perlu tambahan kebijakan lain yang dilakukan BI dan pihak-pihak terkait. Untuk RBB, Darmin mengatakan saat ini masih dalam kajian BI dan akan diumumkan pada Maret mendatang mengenai kisaran Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang dicantumkan di RBB.
"Maret kita akan umumkan RBB, yang sudah kita bahas selama 3 bulan ini, nanti kalau sudah disetujui akan kita umumkan kisaran SBDK yang bisa kita dorong turun," katanya.
Mengenai penurunan BI rate 25 basis point menjadi 5,75 persen, menurut Darmin merupakan upaya BI untuk memberikan dasar atau pondasi ekonomi yang kuat dalam menghadapi krisis keuangan Eropa yang belum terlihat solusinya.
"Ini biar kita tidak terlalu terpengaruh krisis yang terjadi. Agar pertumbuhan, ekspor tidak terlalu terpukul meski ada cost-nya sedikit banyak ke exchange rate. Tetapi kita hitung itu dan kita sudah cari titik tengah yang paling optimum buat bangsa," tandasnya.