EKBIS.CO, KUALA LUMPUR - Maskapai penerbangan berbiaya murah terbesar di Asia Tenggara, AirAsia, pada Rabu melaporkan penurunan laba bersih 2011 hampir setengahnya. Perusahaan mengaku kesulitan dengan harga bahan bakar minyak yang tinggi, tetapi membukukan rekor pendapatan.
Penerbangan asal Malaysia itu membukukan pendapatan sebesar 4,47 miliar ringgit (1,48 miliar dolar AS) untuk 2011, naik 13 persen dari 2010. Dalam laporannya ke bursa Malaysia, dikatakan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember adalah 564,1 juta ringgit, dibandingkan 1,06 miliar ringgit pada 2010.
Kepala Eksekutif AirAsia, Tony Fernandes mengatakan, hasil positif diberikan lingkungan global yang menantang. Dia mengatakan, hilangnya laba bersih ini terutama disebabkan belum direalisasikannya rugi kurs valuta asing dan pajak ditangguhkan.
"Hasil setahun penuh kami menunjukkan bahwa kami berada di jalan yang benar - yaitu, kami berhasil mengelola hal-hal yang berada dalam kendali kami," katanya.
"Ini luar biasa dalam lingkungan di mana faktor-faktor ekonomi makro seperti harga BBM telah mempengaruhi kami dan setiap maskapai lainnya," tambahnya.
Fernandes mengatakan prospek maskapai penerbangan berusia 10 tahun itu positif. Prediksi ke depan itu didasakan pencatat AirAsia Thailand dan AirAsia Indonesia tahun ini. Maskapai ini juga memperkirakan dapat mengambil pengiriman 20 pesawat baru A320 Classics pada 2012. Pada 2010 laba bersih setahun penuh hampir dua kali lipat dibandingkan dengan 2009.