EKBIS.CO, JAKARTA---Margin pembiayaan perumahan (KPR) syariah dinilai masih menarik nasabah meski tidak turun untuk mengikuti langkah perbankan konvensional. Daya tarik terhadap pembiayaan KPR syariah berasal dari margin tetap selama masa pembiayaan untuk akad murabahah.
Tetap menariknya KPR syariah ditunjukkan tingginya nilai pembiayaan dari pemohon baru di Bank Syariah Mandiri (BSM). Pemohon baru untuk pembiayaan KPR syariah di BSM pada bulan pertama di 2012 telah mencapai nilai lebih dari Rp 30 miliar. Tingginya minat masyarakat terhadap KPR syariah menaikkan pembiayaan BSM ke sektor tersebut hingga Rp Rp 350 miliar dari 2010-2011.
Pembiayaan KPR syariah dinilai Direktur Bisnis BSM, Hanawijaya akan selalu mendapatkan pasar. Ini karena ada dua karakteristik nasabah di pasar KPR yakni peminat margin tetap dan floating margin (berubah-ubah). Para peminat margin yang terus berubah biasanya berasal dari nasabah kaya.
Mereka yang memilih floating margin memiliki kemampuan menghadapi ketidakpastian risiko di masa depan. Sementara bagi masyarakat yang tidak memiliki kemampuan itu, pembiayaan syariah memberikan kepastian di masa depan. “Pasar untuk margin tetap itu kini semakin bertumbuh, “ ujarnya, Rabu (29/2).
Pertumbuhan nasabah pembiayaan KPR syariah tetap berlanjut meski bank syariah tidak menurunkan margin. Untuk pembiayaan berakad murabahah BSM mematok margin sekitar 12 persen. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan bunga KPR di sejumlah bank konvensional.
Peminat pembiayaan KPR syariah dengan margin tetap didominasi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Karena itu, BSM menyediakan perumahan yang bisa dijangkau seperti town house. Untuk menyediakan rumah tersebut, BSM bekerjasama dengan 40 pengembang.
Meski demikian, BSM tetap menyediakan pembiayaan KPR syariah untuk ekonomi menengah ke atas. Hunian seperti apartemen disediakan melalui kerjasama dengan tiga pengembang kelas besar. Sayangnya, pembiayaan KPR syariah untuk kelas ini masih belum seramai di pembiayaan menengah ke bawah.