EKBIS.CO, LONDON --- Aset keuangan syariah secara global diperkirakan mencapai 1,3 triliun dolar AS pada 2011, atau tumbuh 150 persen selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut seiring semakin meluasnya bisnis lembaga keuangan syariah di negara-negara baru di luar Timur Tengah dan Malaysia.
Potensi pertumbuhan keuangan syariah diprediksi masih tetap tinggi di negara berbasis Islam seperti Malaysia, Iran, dan negara-negara teluk. Akan tetapi, pertumbuhan lembaga keuangan syariah di negara baru, termasuk diantaranya Australia, Azerbaijan, Nigeria, dan Rusia juga diprediksi semakin tinggi. Maroko menjadi salah satu negara yang juga akan mulai membuka bank umum syariah pada 2013 mendatang.
Angka pertumbuhan aset keuangan syariah tersebut berdasarkan hasil penelitian dari UK Islamic Finance Secretariat (UKIFS) seperti dikutip Reuters, Ahad (1/4). Penelitian itu menyurvei 500 lembaga keuangan syariah. Laporan tersebut menyebutkan potensi pertumbuhan lembaga keuangan syariah di seluruh dunia masih besar, meskipun pertumbuhan itu ditentukan struktur regulasi di masing-masing negara.
Kurangnya standarisasi global untuk lembaga keuangan syariah menjadi salah satu kendala bagi industri keuangan syariah. Sejumlah lembaga regulator seperti AAOIFI di Bahrain dan IFSB di Malaysia mulai menyediakan standar untuk transaksi dalam keuangan syariah. Tetapi, standar tersebut lebih merupakan panduan daripada aturan yang mengikat.