REPUBLIKA.CO.ID - JAKARTA - Mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi bergerak melemah tipis sebesar lima poin. Pelemahan ini masih dipicu dari sentimen global.
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta, Rabu pagi, melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp 9.175 dibanding sebelumnya diposisi Rp 9.170 per dolar AS.
"Asia masih mencemaskan kondisi utang di Spanyol. Meningkatnya yield obligasi pemerintah Spanyol hingga enam persen, mendekati batas krusial tujuh persen, kondisi itu menunjukkan keraguan investor akan kemampuannya untuk selesaikan masalah utangnya," kata pengamat pasar uang Monex Investindo Futures Johanes Ginting di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, kata dia, cukup suksesnya lelang obligasi pemerintah Spanyol serta meningkatnya sentimen analis dan investor di Jerman, mengikis sejumlah kehawatiran pasar atas masalah hutang negara kawasan Euro, sehingga rupiah masih stabil terhadap dolar AS.
"Spanyol berhasil menjual 3,2 miliar euro surat utang bertenor 12 bulan dan 18 bulan, dengan yield yang jauh lebih tinggi dibandingkan lelang serupa pada bulan lalu.
Kendati para investor cukup lega dengan hasil itu, mereka tidak ingin terlalu optimis mengingat hal penting baru dijalani Spanyol pada hari Kamis (19/4), dimana pemerintah akan melelang obligasi dua tahun dan 10 tahun," kata dia.
Sementara, Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih memprediksi nilai tukar rupiah berpotensi menguat kembali di kisaran antara Rp 9.160 hingga Rp 9.170 per dolar AS.
"Rupiah masih mempunyai peluang untuk menguat," kata dia.
Ia menambahkan, perekonomian dunia masih ditopang oleh pertumbuhan negara-negara emerging markets yang diproyeksi naik dari 5,5 persen menjadi 5,7 persen sedangkan negara-negara maju tumbuh 1,4 persen (dari 1,2 persen) untuk tahun 2012.